apakabar.co.id, JAKARTA – Belantara Foundation mengembangkan program Sumatra Peatland Restoration yang telah berjalan sejak pertengahan tahun 2022 bersama sejumlah pihak.
Program ini merupakan program perlindungan dan pemulihan atau restorasi lahan gambut melalui agroforestri di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Program ini juga dilaksanakan untuk memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia, yang jatuh setiap tanggal 10 Januari.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna menjelaskan, Desa Jati Mulyo dipilih karena merupakan wilayah perhutanan sosial (Hutan Kemasyarakatan/HKm) seluas 93 hektar. Lokasi Desa Jati Mulyo berdampingan dan berdekatan dengan Hutan Lindung Gambut Londrang yang merupakan bagian dari salah satu kawasan hidrologi gambut penting di Provinsi Jambi.
Beberapa kawasan di desa ini, ujar Dolly sangat rentan terhadap kebakaran lahan gambut karena air permukaan yang lebih kering dan dekomposisi tanah gambut.
“Dengan demikian, mengembangkan program restorasi lahan gambut yang terdegradasi akan memperbaiki kondisi air dan mengurangi bahaya kebakaran di kawasan ini,” ujar Dolly dalam keteranganya di Bogor, Selasa (14/1).
Selain itu, Desa Jati Mulyo merupakan percontohan untuk mendukung masyarakat dalam memperoleh manfaat jangka panjang dari lahan gambut. Dengan lebih dari 630 jiwa dan 230 kepala keluarga, program ini diharapkan memberikan dampak sosial-ekonomi yang berkelanjutan.
“Melalui skema perhutanan sosial, masyarakat lokal di Indonesia dapat memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan, yang secara bersamaan dapat berkontribusi dalam memulihkan kawasan hutan,” terangnya.
Skema ini, kata Dolly, menawarkan kondisi yang memungkinkan untuk restorasi lahan gambut dalam jangka panjang. Hal itu tidak hanya selaras dengan agenda global terkait mitigasi perubahan iklim, namun juga mendorong peningkatan sosial-ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan.
“Salah satu cara mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemulihan lahan gambut terdegradasi adalah dengan mengajak mereka menanam jenis tanaman agroforestri atau MPTS (multi-purpose tree species) di lahan gambut terdegradasi,” papar Dolly.
Selain tanaman agroforestri menyediakan banyak manfaat bagi masyarakat, juga berperan penting dalam meningkatkan dukungan masyarakat terhadap upaya restorasi karena mereka akan mendapatkan manfaat langsung.
“Manfaat tanaman agroforestri di antaranya, sebagai sumber pangan, membantu dalam mengatur hidrologi, meningkatkan biomassa, memperbaiki kualitas tanah, dan meningkatkan produktivitas lahan yang terdegradasi,” ungkap Dolly, yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Senada, Chief Growth Officer Jejakin, Sudono Salim menjelaskan peran lembaganya dalam mendukung program restorasi lahan gambut dengan menciptakan solusi keberlanjutan lingkungan berbasis teknologi.
“Dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman tanaman agroforestri, kami tidak hanya berkontribusi pada pemulihan ekosistem yang rusak, tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi lokal,” katanya.
Selain itu, teknologi dari Jejakin telah memungkinkan monitoring pertumbuhan pohon yang ditanam secara real-time, sehingga memastikan transparansi dan keberlanjutan dalam program ini.
“Kami percaya, inovasi teknologi dan kolaborasi yang kuat adalah kunci untuk mencapai dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktanhut Wono Lestari, Riyanto, membeberkan bahwa program restorasi lahan gambut melalui agroforestri berbasis masyarakat yang dikembangkan bersama Belantara Foundation dan Jejakin sangat membantu masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola lahan gambut yang terdegradasi secara lestari dan berkelanjutan untuk pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“Semoga program berkelanjutan ini dapat memberikan manfaat serta berdampak positif bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat di desa kami”, ujar Riyanto.
Sebagai informasi, implementasi program yang telah dilakukan meliputi penyiapan dan penguatan kapasitas kelompok masyarakat, penyiapan bibit dan lahan, penanaman dan perawatan bibit tanaman multi manfaat sebanyak kurang lebih 32.392 bibit pada lahan seluas 45 hektar, pembangunan kebun bibit dan pondok kerja, serta monitoring dan evaluasi program.
Didukung oleh Jejakin, program ini telah menanam sebanyak 15.112 bibit, di lahan seluas 15 hektar. Jenis bibit yang ditanam mencakup tanaman multi-purpose tree species (MPTS) seperti pinang (Areca catechu), nangka (Artocarpus heterophyllus), jengkol (Archidendron pauciflorum), dan kopi robusta (Coffea canephora).