Pasca-Insiden SMPN 7 Mojokerto, Kenali Bahaya Rip Current

Tim SAR melakukan pencarian korban tenggelam di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, kemarin (28/1). Foto: Basarnas Yogyakarta

apakabar.co.id, JAKARTA – Selasa, 28 Januari 2025, tragedi menimpa rombongan siswa SMPN 7 Mojokerto saat berwisata di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta. Sebanyak 13 siswa terseret ombak; 9 berhasil diselamatkan, namun 3 ditemukan meninggal dunia.

Kejadian ini menyoroti bahaya arus rip (rip current), fenomena laut yang sering tidak disadari oleh pengunjung pantai. Dikutip dari  oceanservice.noaa.gov, arus rip adalah arus kuat yang bergerak menjauh dari pantai melalui zona pecahnya ombak. Arus tersebut dapat terjadi di pantai mana pun dengan ombak yang pecah, termasuk di Indonesia.

Rip current biasanya terbentuk ketika gelombang yang pecah di pantai membawa air ke pantai, dan air tersebut harus kembali ke laut. Proses tersebut menciptakan aliran air yang sempit namun kuat yang bergerak menjauh dari pantai.

Menurut Usla.org, kecepatan arus rip bervariasi, namun beberapa dapat mencapai hingga 2,5 meter per detik. Hal itu menunjukkan pergerakan arus lebih cepat dari kemampuan renang manusia rata-rata.

Selama ini, arus rip telah menjadi penyebab utama kecelakaan di pantai, terutama bagi perenang yang tidak menyadari keberadaannya. Banyak orang panik saat terseret arus ke tengah, lalu mencoba berenang langsung ke arah pantai melawan arus.

Hal itu seringkali berujung pada kelelahan dan tenggelam. Di Amerika Serikat, arus rip menyebabkan rata-rata 71 kematian per tahun.

Agar terhindar dari rip current, sebaiknya kenali ciri-cirinya sehingga bisa terhindar dari bahaya. Beberapa tanda keberadaan arus rip meliputi; perbedaan warna air, dimana area arus rip mungkin tampak lebih gelap karena kedalaman yang lebih besar.

Selain itu, biasanya ada garis busa atau puing yang bergerak ke arah laut. Dan gelombang yang selalu tampak pecah di area tertentu namun tidak di area lain.

Untuk menghindari arus rip, disarankan berenang di area yang diawasi oleh penjaga pantai dan selalu mematuhi rambu peringatan. Jika terjebak dalam arus rip, tetap tenang dan jangan melawan arus.

Setelah itu, cobalah berenang sejajar dengan pantai hingga keluar dari arus, lalu berenang ke arah pantai. Jika tidak mampu keluar, tetap mengapung dan angkat tangan untuk meminta bantuan.

Kini, pascainsiden di Pantai Drini, Yogyakarta, penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, menangguhkan seluruh kegiatan outing bagi siswa sebagai langkah pencegahan.

Selain itu, Pemkot Mojokerto menekankan tentang pentingnya edukasi tentang keselamatan di pantai bagi siswa dan masyarakat umum.

Tragedi SMPN 7 Mojokerto telah menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan pengetahuan tentang arus rip saat beraktivitas di pantai. Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda arus rip, serta mengetahui cara menghadapinya, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang.

234 kali dilihat, 3 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *