1446
1446

Tak Hanya di Bali, Nyepi Hadir di ‘Prambanan dalam Sunyi’

Suasana Candi Prambanan saat ditutup sementara. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Hari Raya Nyepi beserta suasananya yang hening sering diidentikan dengan Bali yang memiliki mayoritas masyarakatnya beragama Hindu.

Namun suasana tersebut dapat dinikmati di dalam kawasan Candi Prambanan dalam program “Prambanan dalam Sunyi” yang digagas PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC).

“Penutupan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada umat Hindu yang sedang melaksanakan Catur Brata Penyepian,” kata GM of Prambanan & Keraton Ratu Boko PT TWC I Gusti Putu Ngurah Sedana melalui keterangannya, Senin (11/3).

Bila Nyepi di Bali diidentikan dijaga oleh para pecalang, maka suasana Nyepi di Candi Prambanan dijaga oleh ‘pecalang’ dari prajurit bregada yang menyesuaikan dengan kearifan lokal.

Para ‘pecalang’ tersebut berasal dari kelompok Bregada Mantrijeron Yogyakarta. Tak hanya para bregada yang berjaga, namun juga ada prajurit berkuda dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Para bregada ini akan melakukan penjagaan di tiga titik pintu masuk kawasan di Candi Prambanan. Mereka tersebar di pintu selatan, pintu timur dan pintu utara.

“Masing-masing pintu dijaga oleh dua orang bregada,” katanya.

Program “Prambanan Dalam Sunyi” ini merupakan bentuk penghormatan PT TWC kepada umat Hindu yang sedang melakukan “Tapa Brata Penyepian”.

Catur Brata Penyepian tersebut merupakan laku umat Hindu saat Nyepi di antaranya amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

Penutupan ini juga diiringi dengan pemadaman listrik di kawasan TWC Prambanan pada 11 Maret 2024 pada pukul 06.00 WIB sampai 06.00 WIB di tanggal 12 Maret 2024.

“Selain itu, saat penutupan destinasi ini juga akan diabadikan oleh 10 seniman lukis melalui sketsa gambar yang akan merekam nuansa ‘Prambanan dalam Sunyi’,” katanya.

Salah satu anggota Bregada Mantrijeron Tian Juniardo yang turut melakukan penjagaan di pintu masuk Candi Prambanan sisi Timur mengatakan, kelompok Bregada Mantrijeron sangat mendukung kegiatan Prambanan Dalam Sunyi ini karena merupakan bentuk penghormatan dan toleransi.

“Tahun ini merupakan tahun kedua Bregada Mantrijeron terlibat dalam penjagaan Candi Prambanan pada saat Hari Raya Nyepi,” katanya.

Pakaian yang dikenakan saat ini merupakan modifikasi dari pakaian Prajurit “Daeng” Keraton Yogyakarta yang dimodifikasi agar tidak sama persis dengan seragam asli Prajurit Daeng. Sedangkan pada tahun lalu menggunakan seragam Prajurit Lombok Abang Keraton Yogyakarta.

“Aturannya memang seperti itu jadi pakaian atau seragam dari bregada itu pola dasarnya memang mengacu ke seragam prajurit keraton, namun tidak boleh sama persis, harus dimodifikasi seperti celana tidak boleh sama persis atau lainnya,” tutupnya.

25 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *