apakabar.co.id, JAKARTA – Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (DPKR) Prof. Faisal Yunus menjelaskan tentang bahaya infeksi pneumonia. Penyakit pneumonia akan menjadi berat jika seseorang tidak menjaga kebugaran dan kurang istirahat saat menjalani aktivitas harian.
“Orang misalnya kecapean, kurang tidur dan kurang istirahat. Itu bisa banyak orang jadi kena pneumonia,” katanya dikutip ANTARA, Sabtu (8/2).
Sama seperti saat pandemi COVID-19, ujar Prof. Faisal, pneumonia bisa menyerang orang-orang yang sedang tidak fit, akibat kurangnya istirahat atau kelelahan yang berlebihan.
Pneumonia juga bisa menjadi memburuk pada orang-orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang tidak dikontrol, sehingga infeksinya menjadi ganas.
Bahkan, infeksi pada saluran pernapasan bisa mengakibatkan sakit, ketika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV, diabetes, dan penyakit kronik lainnya.
Dokter di Rumah Sakit Persahabatan itu memaparkan bahwa penyebaran virus penyebab pneumonia dalam masyarakat atau community-acquired pneumonia (CAP) sebenarnya relatif lebih ringan, dan bisa dilakukan pengobatan secara berobat jalan.
Namun jika virus yang menyebar telah ganas seperti COVID-19, maka pada orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah akan mudah terinfeksi dan mengalami sakit berat.
Untuk itu, bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan sesak napas, hingga penurunan kesadaran, maka perlu penanganan dari dokter agar dilakukan anamnesis lebih lanjut.
“Yang penting kita anamnesis. Kita akan tanya batuk-batuk, ada berdahak nggak? Apalagi kalau dahaknya warna kuning-hijau, biasanya infeksinya bakteri. Kalau infeksi virus sih dahaknya nggak berwarna,” paparnya.
Prof. Faisal juga mengingatkan agar lebih waspada pada penularan pneumonia yang berat, di tempat lainnya, seperti di rumah sakit karena tempat berkumpul berbagai penyakit, termasuk bagi mereka yang menjalani pengobatan dengan menggunakan alat bantu nafas atau ventilator di ICU.
Untuk itu, kata Prof. Faisal, masyarakat perlu kembali meningkatkan kesadaran akan kesehatannya dengan mengontrol penyakit jika sudah ada komorbid. Melakukan istirahat yang cukup dan cukup makan juga penting dilakukan agar daya tahan tubuh menguat.
Selain itu, mengingat pneumonia menularnya lewat udara, maka tetap hindari jika ada orang yang batuk di sekitar kita. Serta sebaiknya selalu menggunakan masker saat keluar rumah.
“Misalkan lagi kurang enak badan, setelah istirahat, kalau kemana-mana pakai masker lah. Penting supaya kita tidak terinfeksi. Kalau ada batuk-batuk ya berobat,” tandas Prof. Faisal.