apakabar.co.id – Jakarta, Marissa Haque, artis senior yang juga dosen dan politikusKabar dikabarkan meninggal dunia, Rabu dini hari (2/10).
Kabar tersebut dibagikan oleh sang anak Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi dalam unggahan mereka di media sosial.
“Telah berpulang ke rahmatullah ibu Mariisa, ibu saya. Saya mohoonnnnn ibu,” tulis Chiki dalam unggahannya di akun instagram pribadinya @chikifawzi.
Anak sulung Marissa Haque dan Ikang Fawzi, Isabella Muliawati Fawzi juga meminta doa bagi sang ibu.
“Innalillahi Wainnaillaihi Rojun, telah berpulang ke Rahmatullah Ibunda kami tercinta lbu @marissahaque. Mohon doanya untuk Ibu saya teman-teman beliau orangg baik. Cc @chikifawzi @ikangfawzi,” tulis Isabella dalam cerita pada akun instagramnya @bellafawzi_.
Marissa Haque tercatat sebagai artis yang menyukai belajar. Ia juga salah satu artis yang kemudian menjadi politisi.
Latar belakang Marissa sebagai artis juga tak sembarangan. Marissa, terlahir dengan nama Marissa Grace Haque, pada tanggal 16 Oktober 2024. Ia adalah anak pertama dari pasangan Allen Haque, pria keturunan India-Belanda-Perancis, dengan R.Ay Mieke Soeharijah, perempuan asal Jawa-Madura. Dua adiknya adalah Soraya Haque dan Shahnaz Haque, keduanya juga artis terkenal di tahun 90an.
Marissa melalui masa kecil di Palembang, Sumatera Selatan, dan kemudian pindah ke Tebet, Jakarta Selatan. Ia bersekolah SD Tebet Timur Pagi III, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 73, Tebet, Jakarta, serta sekolah menengah atas di SMA Negeri 8, Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Lulus sekolah menengah atas, Marissa melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta untuk meraih gelar Sarjana Hukum. Selesai menjadi sarjana, dan di tengah kesibukannya sebagai artis, semangat Marissa Haque untuk terus menuntut ilmu di berbagai bidang studi magister tak pernah surut.
Marissa meraih gelar Magister Manajemen dari jurusan Human Resource and Organizations (HRO), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Marissa juga sempat kuliah di Ohio University, Athens, Amerika Serikat jurusan Film. Ia tercatat sebagai mahasiswa di jurusan Television dan Space Communications/Satellite dari universitas yang sama.
Dua film drama romantis bertajuk Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986) menjadi pengakuan aktingnya yang kuat sebagai artis nasional. Kedua film tersebut mengantar Marissa masuk nominasi Piala Citra di Festival Film Indonesia.
Tak berhenti dari dunia keilmuan, Marissa merambah karier lain sebagai politisi. Ia menjadi wakil rakyat dari fraksi PDI-P asal Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat II periode 2004-2009 dari fraksi PDI Perjuangan.
Di buku itu ia menuliskan, sosok artis yang menjadi politisi tetap mampu menjadi magnet yang berdaya tarik kuat serta menjadi corong aspirasi rakyat.
“Kontribusi dan peran apa yang akan diberikan para artis atau selebriti ini kita lihat saja pada perkembangannya di masa yang akan datang,” kata Marissa.
Kehadiran para artis yang biasanya dekat dengan rasa kemanusiaan dan dipenuhi oleh empati, katanya, akan memperkuat nilai, semangat, dan warna kemanusiaan ke dalam politik Indonesia. “Dan inilah demokrasi, siapa pun berhak aktif dalam politik. Lagi pula semua itu akan serba terbuka dan transparan untuk diikuti dan dikontrol,” tuturnya.
Namun karier Marissa di PDI-P tak bertahan lama setelah ia melawan keputusan partai dengan tetap maju sebagai calon gubernur Banten berpasangan dengan Zulkieflimansyah dari PKS. Sementara PDI Perjuangan mendukung Ratu Atut Choisiyah dan Mohammad Masduki. Marissa diminta mengundurkan diri dari DPR RI oleh Pramono Anung.
Tahun 2007, Marissa sempat bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan akhirnya bergabung dengan Partai Amanat Nasional pada 2012.
