apakabar.co.id, SOLO – Aksi massa yang menuntut untuk “Adili Jokowi” di depan Polresta Solo pada Jumat (14/2) hanya berlangsung singkat, sekitar 10 menit.
Hujan deras yang mengguyur kota Solo memaksa para peserta demo membubarkan diri lebih cepat dari yang direncanakan.
Mereka menyuarakan orasinya dengan membawa bendera putih dan juga merah yang bertuliskan “Adili Jokowi”.
Namun, orasi yang dilakukan hanya berlangsung kurang lebih selama 10 menit, karena saat itu Solo sedang dilanda hujan deras.
Massa datang pada pukul 14.00 sempat menyampaikan orasi sebentar. Kemudian pada sekitar 14.12, massa sudah balik kanan untuk meneduh dan membubarkan diri.
Isa Ansyori, salah satu tokoh pergerakan Adili Jokowi mengutarakan bahwa aksi ini untuk mengkritisi kinerja Jokowi sejak dia menjabat sebagai Presiden.
Diantaranya terkait dugaan keterlibatan dalam kasus BPMKS (Bantuan pendidikan masyarakat kota Surakarta), Korupsi BMW, korupsi Trans Jakarta, korupsi dana KONI, Korupsi DJKA, Blok Medan, Korupsi melalui rekomendasi tas Bansos di Sritex, kasus pengurangan denda PT SM yang melakukan pembakar hutan, Jet Pribadi untuk liburan, Pagar Laut dll
“Dimana semuanya itu sudah di adukan ke lembaga-lembaga penegakan hukum dan dipublikasikan di berbagai media namun tidak ada langkah penyidikan penyelidikan,” ujarnya.
Selain mengkritisi, terdapat juga tuntutan untuk mengusut tuntas kasus-kasus terkait kebijakan yang merugikan Rakyat.
Diantaranya Kasus Pagar Laut Banten, Bekasi, Sidoarjo dan daerah-daerah lain termasuk mengusut kebijakan kebijakan anti Rakyat yang sudah menelan korban jiwa secara tidak langsung seperti kelangkaan Gas LPG 3 kg.
“Kita juga meminta Polri untuk kembali menjadi Polisi Rakyat yang independen dan berpegang teguh pada konstitusi sebagai pelindung dan pengayom yang tidak berpihak pada siapapun selain pada hukum, kebenaran dan keadilan,” pungkasnya.