apakabar.co.id, JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Berau kian serius menjadikan adat dan budaya sebagai pilar utama pembangunan pariwisata. Melalui dukungan masyarakat, berbagai tradisi leluhur tetap dijaga, sekaligus dipromosikan sebagai daya tarik wisata budaya.
Wakil Bupati Berau, Gamalis, menegaskan pentingnya pelestarian budaya agar tidak hilang ditelan zaman. Ia pun berterima kasih kepada dinas terkait, kecamatan, lurah, kepala kampung, dan masyarakat yang terus melestarikan tradisi.
“Sedangkan bagi kampung yang belum, mari menggali adat dan budaya, kemudian sama-sama kita lestarikan,” ujarnya dikutip, Sabtu (23/8).
Sejumlah kampung di Berau masih konsisten menyalakan obor adat. Kampung Merasa misalnya, rutin menggelar pesta adat Meja Panjang, tradisi mempererat persaudaraan warga.
Di Kelurahan Sambaliung, ada Festival Abutta Banua dengan aneka lomba tradisional yang memperkenalkan adat Suku Berau.
Sementara di Kampung Talisayan, digelar prosesi adat Tulak Bala pada 20 Agustus. Upacara buang nahas ini dipercaya menolak keburukan dan menghadirkan keselamatan, dengan doa bersama sebagai inti acara.
Pelestarian tradisi bukan sekadar nostalgia. Kegiatan adat bisa menjadi magnet wisata.
“Tulak Bala tidak hanya mempertahankan warisan pendahulu, tapi juga bagian dari promosi pariwisata pesisir Berau,” katanya.
Adat dan budaya adalah identitas daerah, bahkan identitas bangsa. Kegiatan pelestarian harus dijalankan terus menerus agar diwarisi sampai ke generasi berikutnya.
“Kalau adat dan budaya terjaga, pariwisata berkembang, kesejahteraan masyarakat pun ikut meningkat,” pungkasnya.