Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Sedang di Momen Lebaran

Gedung-gedung tinggi dan Monumen Nasional di tengahnya tertutup kabut asap akibat polusi udara di kawasan bisnis di Jakarta. Kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini semakin buruk akibat tingginya polusi dari lalu lintas dan pembangkit listrik tenaga batu bara di sekitar Jakarta. Foto: Greenpeace Indonesia

apakabar.co.id, JAKARTA – Kualitas udara di Jakarta pada momen Hari Raya (Idulfitri 1445 Hijriah) masuk kategori sedang. Hal itu terpantau dari laman pemantau kualitas udara, IQAir di Jakarta, Rabu (10/4), per pukul 06.48 WIB.

Data menyebutkan, indeks kualitas udara (air quality index/AQI) di Jakarta berada di poin 97 tingkat polutan PM 2,5 dengan konsentrasi 34,2 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut setara 6,8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia (WHO).

PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Sebagai informasi, tingkat kualitas udara masuk kategori sedang yakni kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan. Hanya saja, kualitas udara tersebut berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Adapun kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Kemudian, kategori sedang, yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan. Hanya saja katergori tersebut berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Berikutnya, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299. Angka tersebut menunjukkan kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Kathmandu (Nepal) di angka 225, urutan kedua Baghdad (Irak) di angka 204 serta urutan ketiga Lahore (Pakistan) di angka 204.

Urutan keempat Dhaka (Bangladesh) di angka 199, kelima Delhi (India) di angka (189). Sementara Jakarta (Indonesia) berada di urutan ke-18 dengan angka 97.

3 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *