apakabar.co.id, JAKARTA – Gereja Katolik Siti Maria Tak Bernoda Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengajak para pemimpin untuk lebih dekat dengan rakyat dan memberikan pelayanan secara langsung. Ajakan itu disampaikan dalam rangka memperingati wafatnya Yesus Kristus, yang diperingati secara khusyuk oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Ketua Panitia Peringatan Wafat Yesus Kristus, Agustinus, menyampaikan bahwa semangat kepemimpinan yang dicontohkan oleh Yesus harus menjadi pedoman, baik bagi pemimpin agama maupun pemimpin formal seperti presiden, gubernur, wali kota, dan bupati.
“Perintah pemimpin melayani warga ke bawah itu sebagaimana Yesus Kristus membasuh kaki murid-muridnya,” ujar Agustinus di Rangkasbitung, Jumat (18/4).
Menurutnya, tindakan Yesus membasuh kaki murid-muridnya dalam jamuan terakhir bukan sekadar simbol, melainkan bukti nyata bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang bersedia melayani, bukan dilayani. Meskipun Yesus adalah sosok suci, guru, imam, dan raja, Ia tidak segan turun ke bawah dan melayani dengan tulus.
Agustinus berharap nilai tersebut bisa diteladani oleh para pemimpin di Indonesia. Pelayanan kepada masyarakat hendaknya dilakukan dengan penuh ketulusan, tanpa pamrih, dan benar-benar menyentuh kebutuhan warga, khususnya mereka yang berada di lapisan bawah.
Dalam peringatan Jumat Agung tahun ini, Gereja Katolik Rangkasbitung tidak menggelar drama seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebagai gantinya, kisah sengsara dan penderitaan Yesus dibacakan dari atas mimbar.
Peristiwa ini mengingatkan umat akan penderitaan Yesus yang dihina, disiksa, dan wafat di kayu salib demi menebus dosa umat manusia.
Malam peringatan wafatnya Yesus pada Kamis (17/4) dihadiri sekitar 800 jemaat, dibagi dalam dua sesi: sesi pertama pukul 17.00 WIB hingga 19.30 WIB, dan sesi kedua pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB. Seluruh rangkaian ibadah berjalan lancar, dan jemaat mengikuti misa dengan khusyuk.
Romo Gardito memimpin misa dan menyampaikan pesan-pesan iman yang mendalam. Tema peringatan wafatnya Yesus Kristus tahun ini adalah ‘Pemberdayaan Kaum Muda’.
Tema ini menjadi seruan agar generasi muda Katolik semakin aktif dan terlibat dalam kehidupan sosial serta menumbuhkan kepedulian terhadap sesama.
Agustinus juga menekankan pentingnya toleransi di tengah masyarakat yang majemuk. Umat Katolik diajak untuk terus menjaga kerukunan dan hidup berdampingan dengan damai, meski berbeda suku, agama, budaya, dan bahasa.
Puncak perayaan akan dilanjutkan dengan peringatan kebangkitan Yesus Kristus pada Minggu (20/4). Peristiwa ini menjadi harapan dan penguatan iman bagi umat Kristiani, bahwa setelah penderitaan akan ada kebangkitan, dan setelah kegelapan akan hadir terang.
Melalui rangkaian peringatan ini, Gereja Katolik Rangkasbitung mengajak seluruh umat, termasuk para pemimpin, untuk meneladani kasih dan ketulusan Yesus dalam kehidupan sehari-hari.