apakabar.co.id, JAKARTA – Pegunungan Meratus kini bukan hanya kebanggaan Kalimantan Selatan, tapi juga resmi menjadi bagian dari jaringan warisan dunia setelah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 di Paris.
Pengumuman prestisius ini diterima dengan penuh sukacita oleh Ketua Harian Badan Pengembangan Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, yang menyebutnya sebagai babak baru dalam pengembangan pariwisata Kalsel.
“Selamat untuk seluruh masyarakat Kalimantan Selatan! Ini kemenangan bersama. Saatnya pariwisata kita lebih terbuka ke dunia,” ujar Hanifah penuh semangat, Rabu (16/4).
Geopark Meratus, bersama Geopark Kebumen (Jawa Tengah), berhasil meyakinkan 58 negara anggota UNESCO akan nilai geologis, budaya, dan ekologis yang dimiliki.
Keduanya masuk dalam 16 geopark baru dari 11 negara yang disetujui secara konsensus oleh UNESCO.
Dengan penambahan ini, Indonesia kini memiliki 12 geopark berstatus UNESCO, sejajar dengan geopark kelas dunia lainnya dari Tiongkok, Italia, Spanyol, hingga Inggris.
Dubes RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar, menyatakan bahwa status ini adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar.
“Ini bukti nyata kontribusi Indonesia dalam menjaga warisan bumi. Tapi lebih dari itu, ini adalah amanah—untuk perlindungan alam, pemberdayaan masyarakat lokal, dan edukasi global,” tegas Oemar dalam pernyataannya dari Paris.
Geopark Meratus menawarkan pesona bentang alam pegunungan yang kaya akan keanekaragaman hayati, budaya lokal Dayak Meratus, hingga jejak geologis yang unik.
Penetapan ini diharapkan mendorong ekonomi berkelanjutan, membuka peluang ekowisata, dan memperkuat kesadaran lingkungan.
Hanifah pun mengingatkan, status internasional ini tak datang dengan mudah.
“Perjuangan panjang, dari riset, edukasi, hingga pelibatan masyarakat. Ini baru awal. Sekarang tugas kita adalah merawatnya bersama.”
Meratus kini tidak hanya milik Kalimantan, tapi bagian dari warisan bumi untuk generasi dunia.