apakabar.co.id, JAKARTA – Anang Rosadi Adenansi mewanti-wanti Gubernur Kalsel terpilih, Muhidin tak memaksakan semua janji kampanye-nya. Membangun stadion di atas lahan gambut, misalnya. Ini jelas ide nyeleneh.
“Urus dulu alam yang rusak akibat tambang secara berkala,” kata anggota DPRD Kalsel periode 2024-2009 ini, Minggu (15/12).
Masih banyaknya galian bekas tambang di Kalsel jauh lebih bermasalah. Apalagi ditinggalkan begitu saja tanpa reklamasi. Ini jauh lebih prioritas.
“Ruang hidup yang layak jauh lebih prioritas. Lapangan bola yang ada masih cukup untuk berprestasi, kalau mau,” sambung putra tokoh pers, mendiang Anang Adenansi ini.
Belum lagi masalah tambang yang merambah hutan. Data Forest Watch Indonesia, Kalsel merupakan salah satu provinsi terbanyak dengan izin tambang tanpa persetujuan penggunaan kawasan hutan. Totalnya mencapai lebih 116 izin tambang masuk hutan.
Anang mendorong pemerintah Kalsel berani menertibkan izin-izin yang offside itu dan melakukan pengendalian hidup kembali.
“Jangan sampai berbenturan dengan masyarakat, apalagi adat yang lebih dulu menghuni hutan kita. Setiap konflik dengan perusahaan, selalu masyarakat yang menjadi korbannya,” kata Anang.
Soal stadion, menurut Anang, janji kampanye itu bisa nanti-nanti saja. Masih banyak juga persoalan sandang pangan dan tempat tinggal warga.
Lihat postingan ini di Instagram
“Soal-soal kehidupan petani dan pendidikan. Alsintan, pupuk, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Apalagi jika membangunnya di atas lahan Gambut. Sebagaimana diketahui, Muhidin berencana membangun stadion bertaraf internasional di kilometer 17, Kabupaten Banjar.
Km 17 adalah lahan gambut dan lahan subur pertanian. Akan merusak ekosistem jika pembangunan fisik megaproyek dipaksakan di sana.
“Banyak hal yang harus dipikirkan terhadap tata ruang provinsi, kota, serta kabupaten kita,” sambungnya.
Anang mengakui dirinya juga ingin Kalsel memiliki stadion bertaraf internasional. Namun sekali lagi, itu bukan prioritas saat ini.
“Kenaikan pajak opsen misalnya. Itu akan membebani rakyat daerah. Pemerintah Kalsel harus segera merapatkan ini,” sambungnya.
Anang adalah salah satu tokoh yang getol mempertahankan ruang publik. Pada saat Muhidin masih menjabat Wali Kota Banjarmasin, mereka berdua sempat berseteru mengenai alihfungsi lahan Kamboja.
“Lihat Kamboja sekarang. Begitu bermanfaatnya ruang publik ini untuk Kota Banjarmasin,” pungkasnya.
Sebelumnya, Muhidin memastikan rencana megaproyek stadion internasional dibangun di Km 17, Gambut. Alokasi anggaran pembebasan lahan akan dimasukan APBD 2025. Pembangunan diproyeksikan mulai 2026.