Pawai Rakyat: Suara Bersatu Menuntut Keadilan Iklim - apakabar.co.id

Pawai Rakyat: Suara Bersatu Menuntut Keadilan Iklim

Indonesia Climate Justice Summit (ICJS) 2025 resmi dibuka hari ini di Jakarta. Forum yang digagas oleh Aliansi Rakyat untuk Keadilan Iklim (ARUKI) ini menjadi ruang politik rakyat untuk menyatukan suara dalam menghadapi krisis iklim yang kian mendesak. Foto: pikul.id

apakabar.co.id, JAKARTA – Aliansi Rakyat untuk Keadilan Iklim (ARUKI) menutup rangkaian  acara Indonesia Climate Justice Summit (ICJS) 2025 dengan menggelar Pawai Rakyat dari kantor International Labour Organization (ILO) menuju Patung Kuda yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Aksi ini menjadi simbol kuat penyatuan suara masyarakat sipil yang menegaskan bahwa krisis iklim nyata adanya, dan merupakan krisis kemanusiaan. Negara, menurut mereka, tidak boleh lagi menunda tanggung jawabnya.

Tuntutan utama dari aksi ARUKI adalah segera dibahas dan disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Keadilan Iklim sebagai payung hukum yang akan melindungi masyarakat, khususnya kelompok rentan.

Perwakilan ARUKI, Risma Umar, menegaskan Pawai Rakyat bukanlah sekadar penutup acara, melainkan pengingat bahwa perjuangan melawan krisis iklim tidak hanya berlangsung di ruang-ruang diplomasi semata.

“Pawai Rakyat ini adalah bukti bahwa gerakan nyata di jalanan juga penting dalam memperjuangkan masa depan,” ujar Risma di Jakarta, Kamis (28/8).

Rangkaian ICJS yang berlangsung sejak 26 Agustus 2025 telah mempertemukan lebih dari 500 peserta. Mereka terdiri dari kelompok rentan, jurnalis, komunitas, akademisi, hingga organisasi masyarakat sipil. Forum tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi yang dirumuskan menjadi Resolusi Rakyat untuk Keadilan Iklim.

Resolusi yang dihasilkan merupakan mandat rakyat kepada DPR dan DPD untuk membahas RUU Keadilan Iklim. Lebih jauh lagi, resolusi ini menjadi suara masyarakat yang akan dibawa ke forum internasional, seperti COP 30 di Brasil.

Dalam aksinya, Pawai Rakyat mengusung 5 (lima) pesan utama, yakni keadilan iklim adalah hak bukan pilihan, kebijakan iklim harus berpihak pada mereka yang paling terdampak, transisi energi wajib dilakukan tanpa merampas ruang hidup rakyat, serta harus menghadirkan pekerjaan layak dan keterampilan baru.

Pesan lainnya, partisipasi publik sebagai syarat mutlak dalam penyusunan kebijakan serta RUU Keadilan Iklim dan COP 30 sebagai momentum strategis untuk membawa suara rakyat ke panggung global.

Melalui aksinya, ARUKI menegaskan bahwa Indonesia Climate Justice Summit bukanlah akhir perjuangan, tetapi awal dari perjalanan panjang. Konsolidasi masyarakat sipil harus terus diperkuat, sementara kesadaran publik perlu terus ditumbuhkan agar semakin banyak orang memahami pentingnya keadilan iklim.

Dengan demikian, Pawai Rakyat menjadi cerminan harapan yang sekaligus seruan bahwa masa depan Bumi hanya bisa diselamatkan melalui kerja bersama, keberanian bersuara, dan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

824 kali dilihat, 824 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *