Peletakan Batu Pertama Marunda Kepu, Awal Transformasi Ekonomi Pesisir

apakabar.co.id, JAKARTA - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara memulai langkah penting dalam pembangunan kawasan pesisir melalui peletakan batu pertama Bedah Kawasan Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Kamis (2/10).
Kegiatan ini menjadi awal pembangunan kawasan wisata berbasis budaya, UMKM, sekaligus penguatan sektor perikanan masyarakat pesisir.
Walikota Jakarta Utara, Hendra Hidayat, dalam sambutannya menegaskan bahwa Marunda memiliki potensi besar dari sisi sejarah, budaya, dan ekonomi.
“Bedah kawasan ini bukan hanya membangun lingkungan yang ramah wisatawan, tapi juga membuka ruang bagi UMKM, seni budaya, dan terutama pengembangan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Menurut Hendra, keberhasilan program ini membutuhkan dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah, Baznas (Bazis), hingga sektor swasta dan masyarakat.
“Mari jadikan momentum ini sebagai titik awal mewujudkan Marunda sebagai destinasi wisata unggulan Jakarta Utara yang berdaya saing dan membawa manfaat nyata bagi warga,” tambahnya.
Sementara Ketua Baznas (Bazis) Provinsi DKI Jakarta, Ahmad H. Abubakar, menekankan pentingnya sinergi dalam program ini. Ia menjelaskan bahwa pemberdayaan ekonomi melalui sektor perikanan, khususnya budidaya ikan kerapu cantang, menjadi salah satu fokus utama.
“Program ini diharapkan membuka ruang usaha baru, memperkuat ekonomi lokal, dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat nelayan pesisir Jakarta Utara, Hadirnya Baznas Bazis sebagai bentuk komitmen untuk kebaikan” katanya.
Baznas (Bazis) Provinsi DKI Jakarta juga mengaitkan program ini dengan Senyum Teluk Jakarta, sebuah inisiatif pemberdayaan perikanan yang telah berjalan sebelumnya. Bedah kawasan Marunda Kepu disebut sebagai langkah lanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan UMKM lokal.
Dengan peletakan batu pertama ini, pemerintah bersama Baznas (Bazis) berharap kawasan Marunda Kepu dapat berkembang menjadi pusat wisata sekaligus pusat ekonomi pesisir, yang mendukung kemandirian nelayan dan menyongsong Jakarta sebagai kota global.
