apakabar.co.id, JAKARTA – Terminal Kampung Rambutan di Jakarta Timur menghadirkan layanan pijat gratis bagi pemudik dan sopir bus. Program ini merupakan hasil kerja sama antara pengelola terminal dan Badan Amil Zakat Nasional/Badan Zakat Infak dan Sedekah (Baznas-Bazis) DKI Jakarta.
Menariknya, layanan ini dijalankan oleh para penyandang disabilitas netra, yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja dan meningkatkan rasa percaya diri mereka di tengah masyarakat.
Muhammad Syahril Alamsyah, relawan Program Baznas-Bazis DKI Jakarta, menyatakan bahwa manusia tidak boleh memandang sebelah mata terhadap penyandang disabilitas. Oleh karena itu, mereka diberdayakan melalui program ini. Para pemijat yang bertugas merupakan penghuni panti sosial yang dikelola oleh Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta.
Mereka berasal dari berbagai rentang usia, mulai dari 20-an hingga 50-an tahun. Dalam satu hari, ada delapan tunanetra yang bekerja, terbagi menjadi dua shift.
Shift pertama berlangsung dari pukul 09.00 hingga 14.00 WIB, sementara shift kedua dari pukul 14.00 hingga 21.00 WIB. Setiap pemijat dapat melayani lima hingga delapan orang per hari.
Tak hanya pemudik dan sopir bus, layanan ini juga terbuka bagi masyarakat umum di terminal, termasuk pedagang dan petugas lainnya.
“Sebenarnya tidak dibatasi, semampunya mereka saja. Aku juga konfirmasi sama mereka, mau lanjut atau istirahat dulu. Paling aku batasi kalau mereka memijat antara 10-15 menit per orang, jadi nggak menguras tenaganya mereka,” ujar Syahril di Jakarta, Minggu (30/3).
Jadwal dan lokasi layanan
Layanan pijat gratis ini telah dibuka sejak 26 Maret 2025 dan akan berakhir pada 2 April 2025. Namun, pada hari Lebaran, 31 Maret 2025, layanan ini tidak beroperasi dan akan kembali dibuka keesokan harinya.
Selain di Terminal Kampung Rambutan, program serupa juga tersedia di Terminal Pulo Gebang dan Stasiun Pasar Senen, sehingga lebih banyak pemudik dapat merasakan manfaatnya.
Neneng, salah satu pemijat tunanetra yang bertugas di Terminal Kampung Rambutan, mengungkapkan rasa senangnya bisa ikut serta dalam program ini. Baginya, program ini bukan sekadar tentang penghasilan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dan memperkuat mental para penyandang disabilitas.
“Disabilitas tuna netra itu terutama bukan karena uang, ya. Mungkin kalau uang, di mana-mana orang juga butuh. Tapi setidaknya mereka ada daya kepercayaan diri, mentalnya lebih kuat menghadapi orang-orang,” ujarnya.
Bagi Neneng yang berusia 55 tahun, ini adalah pengalaman pertamanya memberikan layanan pijat saat musim mudik Lebaran. Di luar kegiatan ini, banyak disabilitas netra senior yang telah membuka panti pijat sendiri di rumah mereka.
Program layanan pijat gratis ini bukan hanya menjadi solusi bagi pemudik yang ingin menghilangkan kelelahan, tetapi juga langkah nyata dalam memberdayakan penyandang disabilitas netra.
Semoga inisiatif ini terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk mendukung inklusivitas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Pada Minggu, 30 Maret 2025 atau H-1 Lebaran, arus pemudik di Terminal Kampung Rambutan mulai melandai. Dari pukul 06.00 hingga 14.00 WIB, tercatat 908 penumpang berangkat dengan menggunakan 80 armada bus.
Puncak arus mudik tahun ini terjadi pada H-3 Lebaran atau 28 Maret 2025, dengan jumlah penumpang mencapai 3.324 orang.