Tiga Kecamatan di Cianjur Berpotensi Tsunami, Rambu Evakuasi dan Peringatan Dini Diaktifkan

Kalak BPBD Kabupaten Cianjur Asep Kusmana Wijaya. Foto: Riski Maulana/apakabar.co.id.

apakabar.co.id, CIANJUR – Tiga Kecamatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berpotensi terdampak bencana tsunami berdasarkan peta bahaya tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG. Tiga Kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta.

Kalak BPBD Kabupaten Cianjur Asep Kusmana Wijaya menjelaskan ketiga wilayah tersebut terdampak tsunami apabila terjadi bencana gempa bumi di wilayah selatan Cianjur dengan kekuatan mencapai magnitudo 8,7.

“Ketiga wilayah terdampak tsunami tersebut yaitu, Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta. Dari ketiga wilayah itu ada 18 desa yang berpotensi terdampak,” tutur Asep di Cianjur, Sabtu (24/8).

Selain itu, apabila gempa yang menimbulkan tsunami itu terjadi, diprediksi ketinggian tsunami akan mencapai 18 hingga 26 meter.

PascaPutusan MK, Koalisi Sugih Mukti (KSM) di Cianjur Terancam Bubar

“Sesuai peta dari BMKG, apabila bencana tsunami tersebut terjadi dan semoga saja tidak, genangan atau ketinggan air bisa mencapai 18 meter hingga 26 meter,” ucapnya.

Selain itu Asep membeberkan, apabila tsunami terjadi, hal itu akan memporak-porandakan sejumlah pantai di wilayah Cianjur selatan, di antaranya Pantai Cemara, Jayanti, Batukumbung, Suliwa, dan Cipandak.

“Apabila tsunami setinggi 20 hingga 26 meter, maka genangan air dari bibir pantai hingga ke darat dapat mencapai belasan kilometer terutama di daerah dekat sungai,” terang Asep.

Saat ini, BPBD Kabupaten Cianjur sudah memasang rambu-rambu termasuk jalur evakuasi di sejumlah titik, terutama di sepanjang bibir pantai Cianjur selatan yang terletak di tiga kecamatan.

Semarakkan 17 Agustus, Warga di Cianjur Gelar Lomba Unik Menangkap Tikus

“Kami juga sudah beberapa kali melakukan simulasi bencana alam tsunami di ketiga wilayah tersebut, serta memperkuat Relawan Tangguh Bencana (Retana) di wilayah itu,” paparnya.

Asep menambahkan, apabila hal yang tidak diinginkan terjadi di tiga wilayah tersebut, BMKG akan membunyikan peringatan dini tanda bahaya, dan meminta masyarakat segera dievakuasi ke dataran yang lebih tinggi.

“Sedangkan untuk alternatif lainya, apabila alat peringatan tsunami mengalami kendala, maka Retana dan aparat setempat akan memberikan peringatan melalui pengeras suara yang ada di masjid setempat,” tutupnya.

539 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *