Opini  

Jadikan Karet Alam Hebat Kembali

Foto ilustrasi komoditas karet alam. Foto: Antara

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf*

Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada semester pertama menunjukkan kinerja yang baik secara nasional dan internasional. Secara nasional, ditunjukkan oleh pembentukan beberapa institusi strategis, seperti Danantara dengan modal hampir seribu trilyun rupiah.

Sementara secara internasional, salah satunya, presiden Prabowo menjalin hubungan sangat baik dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Dalam beberapa isu internasional, keduanya memiliki kesamaan visi, khususnya mengenai tatanan dunia baru yang multipolar. Saat ini, Anwar Ibrahim memegang keketuaan ASEAN tahun 2025.

Sejalan dengan itu, ada baiknya pelaku ekonomi nasional, khususnya produsen karet alam memanfaatkan posisi strategis presiden Prabowo di dunia inetrnasional untuk menggalang dukungan dalam rangka pengendalian harga karet alam dunia. Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan petani karet alam nasional dan ASEAN.

Gagasan ini didasarkan pada fakta bahwa pasar karet alam dan produk turunannya memiliki struktur pasar oligopoli dan oligopsoni. Struktur pasar oligopoli dicirikan oleh penguasaan pasar karet alam global oleh hanya beberapa negara produsen karet alam. Sementara struktur pasar oligopsoni berkaitan dengan dominasi pembelian produk karet alam dunia oleh hanya beberapa pembeli besar.

Produksi karet alam global dalam lima tahun terakhir yang mencapai sekitar 12,6 juta ton terkonsentrasi pada lima negara, yaitu Thailand dengan total produksi 3,913 juta ton, Indonesia sebesar 2,821 juta ton, Malaysia sebesar 0,910 juta ton, India sebesar 0,810 juta ton, dan China sebesar 0,786 juta ton.

Lima besar negara produsen karet alam menguasai kurang lebih 80 persen produksi karet alam dunia. Dimana Thailand dan Indonesia menguasai lebih dari separuh produksi karet alam dunia, yaitu Thailand sekitar 31 persen dan Indonesia sekitar 22,39 persen. Sementara negara lainnya memiliki kontribusi kurang dari 10 persen terhadap produksi karet alam global.

Sementara pada sisi pembeli, terkonsentrasi hanya pada beberapa pembeli besar, yaitu perusahaan ban mobil, sepeda motor, sepeda dan alas kaki. Industri manufaktur ban global menguasai lebih dari 70 persen pembelian produksi karet alam global. Sementara kurang dari 30 persen diserap oleh industri alas kaki dan industri berbahan baku karet alam lainnya.

Struktur pasar oligopoli dan oligopsoni melahirkan isu pengendalian harga karet alam global oleh hanya beberapa perusahaan. Posisi tawar negara produsen lebih lemah mengingat lebih dari 75 persen pasar karet alam tergantung pada hanya 7 sampai 10 pembeli besar, khususunya industri manufaktur ban mobil, sepeda motor dan sepeda.

Sementara pada sisi produsen sangat sulit membentuk oraganisasi kartel dengan cara membuat kesepakatan harga dan pembatasan pasokan karet alam ke pasar. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya diversifikasi produk hilir karet dan kuatnya hubungan antara petani karet rakyat dengan pembeli karet alam.

Perusahaan ban mobil juga berinvestasi di hulu dengan mengelola kebun karet sendiri. Atau produsen ban membangun kemitraan inti – plasma dengan petani karet rakyat disertai bantuan modal kerja dan bantuan teknis sesuai best agriculture practices perkebunan karet.

Struktur pasar karet alam global mirip dengan struktur pasar minyak bumi. Dimana hanya ada beberapa negara yang menguasai produksi minyak bumi dunia. Pada awalnya, penentu harga minyak bumi global adalah beberapa negara dengan perusahaan raksasa eksplorasi minyak yang disebut The Seven Mayors. Perusahaan tersebut berasal dari negara-negara maju, seperti Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman.

Akibatnya, harga minyak dunia sering kali mengalami penurunan ekstrim akibat abused of market power, yaitu penyalahgunaan posisi dominan oleh The Seven Mayors. The Seven Mayors menetapkan harga minyak di pasar internasional secara sepihak.
Kejadian ini memaksa negara eksportir minyak bumi membentuk “kartel minyak bumi dunia” yang dikenal dengan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

OPEC yang didirikan di Baghdad, Irak, pada tahun 1961, awalnya beranggotakan lima negara produsen minyak terbesar dunia, yaitu Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan Venezuela.
Pembentukan kartel minyak bumi, OPEC bertujuan untuk melawan kartel The Seven Mayors dalam mengendalikan harga minyak dunia. Pembentukan OPEC dimaksudkan untuk mengkoordinasikan produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan eksplorasi minyak dunia.

Situasi serupa dengan pasar minyak dunia dapat diamati pada proses pembentukan harga karet alam global yang dikendalikan oleh hanya beberapa pembeli (oligopsony), dalam hal ini beberapa perusahaan manufaktur ban mobil, sepeda motor, sepeda dan alas kaki. Dugaan abused of market power oleh beberapa pembeli membuat harga karet alam global mengalami penurunan secara drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Lalu apa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan petani karet alam nasional dan ASEAN dengan menstabilkan pasokan dan harga karet alam global? Presiden Prabowo dapat mendorong transformasi kelembagaan dan keanggotaan forum kerjasama karet internasional dalam mengatur pasokan serta harga karet alam global.

Forum kerjasama ini melibatkan tiga negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand dikenal dengan ITRC. Transformasi International Tripartite Rubber Council (ITRC) diarahkan untuk berperan seperti Organization of The Petroleum Exporting Countries (OPEC) dalam mengendalikan produksi minyak bumi dunia.

ITRC diarahkan untuk menjadi oraganisasi resmi “kartel karet alam dunia” beranggotakan negara-negara ASEAN yang menguasai lebih 80 persen produk karet alam dunia. Kartel karet alam dunia disebut juga Organization of The Rubber Producing and Exporting Countries (ORPEC) untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga karet alam global.

*) Ketua Asian Competition Institute (ACI), Ketua KPPU RI 2015-2018

1 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *