Opini  

Ketegangan Asia Selatan dan Peran Strategis Indonesia

Ilustrasi ketegangan militer antara India dan Pakistan. Foto: India Times

Oleh: Syafruddin Karimi*

Ketegangan militer antara India dan Pakistan kembali meningkat secara signifikan, menjadikan bulan Mei 2025 sebagai salah satu momen paling kritis dalam hubungan dua negara bertetangga tersebut. Laporan serangan rudal, saling balas drone, dan korban sipil mengingatkan dunia bahwa konflik di Asia Selatan memiliki potensi untuk meluas melampaui kawasan.

Dalam situasi ini, penting bagi komunitas internasional, termasuk Indonesia, untuk memperkuat pendekatan diplomasi aktif demi meredakan eskalasi dan mendorong stabilitas kawasan.

Skala Konflik Semakin Luas

Konflik saat ini telah melampaui dinamika biasa di wilayah Kashmir. Untuk pertama kalinya sejak 1971, India melancarkan serangan ke wilayah daratan Pakistan di luar Kashmir, termasuk ke kota-kota besar seperti Rawalpindi dan Shorkot.
Pemerintah India menyatakan langkah ini merupakan balasan atas serangan terhadap wisatawan Hindu di Kashmir, sementara Pakistan membantah keterlibatan dan menyatakan haknya untuk mempertahankan kedaulatan nasional (Ahmed & Greenfield, 2025).

Perkembangan ini memperlihatkan bahwa konflik bukan hanya bersifat taktis, tetapi telah menjadi bagian dari narasi strategis yang lebih luas. Risiko kesalahan perhitungan semakin besar, terutama mengingat kedua negara memiliki kapabilitas nuklir dan belum ada jalur komunikasi militer langsung yang efektif untuk mengelola krisis.

Dampak Sosial dan Ekonomi yang Semakin Terasa

Eskalasi militer berdampak langsung terhadap masyarakat sipil. Kota Amritsar mengalami pemadaman listrik dan sirene peringatan selama dua jam. Bandara ditutup, wisatawan meninggalkan kota, dan kegiatan ekonomi mengalami gangguan. Pemerintah India menghentikan turnamen Indian Premier League (IPL), sebuah ajang olahraga nasional yang juga berkontribusi besar pada perekonomian hiburan negara tersebut (Ahmed & Greenfield, 2025).

Di Pakistan, laporan menyebutkan warga sipil turut menjadi korban dalam serangan lintas batas. Dengan meningkatnya ketidakpastian, wilayah perbatasan di kedua negara kini mengalami pengungsian, penutupan sekolah, dan evakuasi massal. Hal ini menjadi pengingat bahwa dampak konflik tidak hanya terjadi di level kebijakan, tetapi menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

Risiko Eksternal dan Relevansi bagi Kawasan

Bagi negara-negara di Asia, terutama Indonesia, konflik ini memiliki relevansi strategis. India merupakan mitra dagang penting Indonesia, dan jalur pelayaran di Samudera Hindia menjadi saluran vital ekspor komoditas utama Indonesia, seperti batu bara dan minyak sawit. Ketegangan di kawasan berpotensi mengganggu stabilitas harga, memperbesar risiko logistik, serta menekan arus investasi dan nilai tukar.

Ketidakpastian global, termasuk pergeseran arus modal, dapat berdampak terhadap stabilitas moneter negara-negara berkembang. Dalam konteks ini, penting bagi Indonesia untuk mengadopsi pendekatan preventif, menjaga stabilitas dalam negeri, dan membangun komunikasi dengan mitra regional untuk merespons dinamika geopolitik secara terkoordinasi.

Inisiatif Diplomatik Global dan Peluang bagi Indonesia

Beberapa negara telah mengeluarkan pernyataan terkait pentingnya deeskalasi. Amerika Serikat, Tiongkok, Qatar, dan Arab Saudi telah menjalin komunikasi dengan kedua belah pihak untuk mendorong stabilitas. Kendati demikian, belum ada mekanisme multilateral yang konkret untuk menjembatani dialog yang berkelanjutan dan inklusif.

Dalam situasi ini, Indonesia memiliki potensi untuk mengambil peran konstruktif. Sebagai negara demokrasi besar di Asia dan anggota aktif dalam forum seperti ASEAN dan G20, Indonesia dapat mendorong pertemuan darurat tingkat regional atau mengusulkan mediasi melalui PBB untuk memfasilitasi dialog antara India dan Pakistan.

Sejarah diplomasi Indonesia, termasuk dalam menyelesaikan konflik di Kamboja, Palestina, dan Laut Cina Selatan, menunjukkan bahwa pendekatan non-konfrontatif dan dialogis menjadi kekuatan utama dalam kebijakan luar negeri Indonesia.

Peran Komunitas Regional dan Perlunya Koordinasi Kawasan

Ketegangan antara India dan Pakistan sebaiknya tidak dilihat sebagai isu bilateral semata, melainkan sebagai potensi gangguan bagi stabilitas regional. Negara-negara Asia dapat berperan melalui kerja sama multilateral yang lebih adaptif dan inklusif.

ASEAN, sebagai forum regional yang memiliki prinsip sentralitas dan semangat menjaga perdamaian, dapat memainkan peran sebagai jembatan komunikasi. Indonesia dapat menginisiasi pertemuan tingkat tinggi ASEAN+ untuk membahas dampak keamanan dan ekonomi dari konflik ini terhadap kawasan Indo-Pasifik.

Langkah-langkah ini dapat membantu membangun kembali kepercayaan antarnegara dan mendorong penyelesaian melalui jalur diplomasi, bukan kekuatan militer.

Menjaga Stabilitas di Tengah Ketidakpastian

Bagi Indonesia, menjaga stabilitas domestik di tengah ketegangan global menjadi prioritas. Pemerintah perlu memperkuat kerja sama ekonomi kawasan, memitigasi risiko geopolitik terhadap pasar keuangan, dan menjaga cadangan devisa melalui diversifikasi mitra dagang dan strategi moneter yang adaptif.

Kebijakan fiskal juga perlu diarahkan untuk memperkuat sektor strategis dan memperluas pasar domestik agar lebih tahan terhadap gejolak eksternal. Komunikasi publik yang jernih dan strategis dapat membantu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap arah kebijakan negara.

Penutup

Konflik antara India dan Pakistan saat ini menunjukkan betapa cepatnya dinamika politik dapat berubah menjadi ancaman besar terhadap perdamaian dan pembangunan. Indonesia, dengan komitmen terhadap perdamaian internasional dan stabilitas kawasan, memiliki peluang dan tanggung jawab untuk berkontribusi secara aktif dalam mendorong penyelesaian damai.

Dengan diplomasi yang bijak dan kepemimpinan yang inklusif, Indonesia tidak hanya dapat menjaga kepentingan nasional, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai jangkar stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

*) Guru Besar Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Andalas

4 kali dilihat, 4 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *