Banner Iklan

Insentif, Jalan Indonesia Jadi Basis Produksi dan Ekspor Mobil Elektrik

Toyota Raih Pertumbuhan Pangsa Pasar pada Januari-Februari 2024 - apakabar.co.id
Toyota Raih Pertumbuhan Pangsa Pasar pada Januari-Februari 2024. Foto: dok. TAM

apakabar.co.id, JAKARTA – Industri otomotif Indonesia sepanjang 2024 lalu, menjadi tahun yang penuh tantangan. Bahkan pemerintah menggulirkan berbagai insentif sebagai angin segar untuk memacu penjualan domestik dan ekspor kendaraan produksi dalam negeri.

Tujuannya, agar dapat menguatkan peran Indonesia sebagai basis produksi kendaraan global, hingga menjadikan industri otomotif nasional sebagai ekosistem kendaraan elektrifikasi.

Untuk memacunya, pemerintah memberikan insentif kendaraan hybrid yanv dilroduksi di dalam negeri berupa diskon Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPNBM DTP) sebesar 3 persen.

Insentif ini diharapkan mampu memberikan kinerja positif pada industri otomotif nasional, baik domestik dan ekspor, dan tetap menjadi salah satu kontributor neraca dagang yang positif.

Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang Januari – Desember 2024, Toyota Indonesia mencatatkan kinerja ekspor sebesar 276.089 unit kendaraan T-brand.

Angka ini terkoreksi sebesar 5 persen dari pencapaian ekspor di periode yang sama di tahun 2023, yaitu sebesar 290.772 unit.

Selama 5 tahun terakhir sejak 2019 hingga 2024, Toyota Indonesia secara konsisten menyumbangkan sekitar 61 persen dari total CBU ekspor Indonesia.

Hingga saat ini, Toyota Indonesia telah memasok kendaraan ke lebih dari 80 negara tujuan ekspor di berbagai belahan dunia.

Selain melakukan ekspor kendaraan utuh, Toyota Indonesia juga melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (CKD), ekspor mesin, komponen dan alat pendukung produksi (dies & jigs).

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto menyampaikan, konsistensi kinerja ekspor bukan sesuatu yang mudah diraih, mengingat peran penting anak bangsa yang berkarya di ribuan rantai pasok bahkan Industri Kecil dan Menengah (IKM).

“Dihadapkan pada kondisi dinamika ekonomi global, Toyota Indonesia akan terus bekerja sama dengan seluruh rantai pasok dari hulu hingga hilir melalui performa ekspor kendaraan T-brand sebanyak 10 varian, baik kendaraan berteknologi ICE dan elektrifikasi, untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global,” ujar Nandi dalam siaran resminya, Kamis (30/1).

Permintaan Model Elektrifikasi Buatan Dalam Negeri Melonjak

Meski kinerja ekspor otomotif nasional mengalami koreksi, namun di sepanjang 2024 permintaan model elektrifikasi melonjak hingga lebih dari 100 persen.

Kendaraan elektrifikasi buatan SDM dalam negeri terbukti memberikan andil kinerja ekspor otomotif nasional sebesar 18.553 unit.

Angka ini naik 111 persen dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 8.792 unit yang diperoleh dari ekspor Kijang Innova Zenix (HEV) sebanyak 11.790 unit dan Yaris Cross (HEV) 6.763 unit.

Kedua varian kendaraan elektrifikasi yang diproduksi di Pabrik TMMIN Karawang Plant 1 ini semakin diminati konsumen global di negara-negara kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam mengatakan, pihaknya menyediakan berbagai pilihan teknologi kendaraan seperti kendaraan konvensional berteknologi Internal Combustion Engine (ICE) yang rendah emisi.

Lalu ada Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) hingga bahan bakar terbarukan Flexy Fuel (Biofuel seperti biodiesel ataupun bioethanol).

“Selain kendaraan elektrifikasi, Veloz dan Fortuner tercatat menjadi kendaraan yang menyumbangkan performa ekspor dengan total 110.714 unit kendaraan selama setahun ke belakang,” tuturnya.

Target Kinerja Industri Otomotif Nasional

Toyota Indonesia menargetkan pencapaian kinerja ekspor kendaraan T-brand di 2025 pada level yang sama seperti tahun sebelumnya.

Itu dilakukan sengan terus mengaji peluang untuk memperluas kegiatan ekspor serta mempertimbangkan permintaan dan tren pasar, termasuk ke negara tujuan ekspor non-tradisional untuk mengoptimalkan demografi strategis Indonesia.

“Kami tidak hanya berfokus pada ekspor kendaraan utuh, namun juga pada pengembangan kendaran konversi, aksesoris, dan turunannya sesuai dengan permintaan pasar global, seperti kendaraan konversi cash carrier, well-cab, dan patrol cars agar memenuhi kebutuhan negara terkait,” tutup Bob Azam.

11 kali dilihat, 11 kunjungan hari ini
Editor: Denny Firmansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *