Sistem Suspensi Mobil: Kenali Gejala Rusak dan Pelajari Cara Merawatnya

Sistem Suspensi Mobil: Kenali Gejala Rusak dan Pelajari Cara Merawatnya

Cara merawat sistem suspensi mobil - apakabar.co.id
Cara merawat sistem suspensi mobil. Foto: dok. Auto2000

apakabar.co.id, JAKARTA – Suspensi mobil sering kali dianggap sepele, padahal perannya sangat vital dalam menjaga kenyamanan sekaligus keamanan saat berkendara.

Komponen ini bertugas meredam guncangan ketika melewati jalan bergelombang atau berlubang, menyeimbangkan posisi mobil, hingga menopang bodi agar tetap stabil.

Kalau suspensi mobil bekerja dengan baik, perjalanan terasa mulus dan pengemudi lebih mudah mengendalikan kendaraan, bahkan di kondisi jalan yang menantang.

Sistem suspensi mobil pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama: pegas dan shock absorber atau peredam kejut.

Pegas menahan beban sekaligus meredam guncangan, sementara shock absorber mengontrol gerakan pegas agar tidak berlebihan.

Pada mobil modern, sistem ini biasanya dilengkapi beberapa komponen tambahan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemampuan manuver.

Fungsinya sendiri tidak bisa dianggap remeh. Suspensi menjaga kenyamanan penumpang, melindungi barang bawaan dari benturan, serta memastikan kendaraan tetap stabil.

Fungsi lainnya ialah menyalurkan gaya pengereman maupun getaran dari roda ke rangka, serta menopang bodi agar hubungannya dengan roda tetap presisi.

Itu sebabnya, gangguan kecil pada suspensi bisa langsung terasa dampaknya terhadap kenyamanan maupun keselamatan.

Ada beberapa gejala yang patut diwaspadai sebagai tanda suspensi mobil mulai bermasalah.

Mobil terasa lebih limbung dan butuh waktu lama untuk kembali stabil setelah melewati tikungan.

Gejala lain suara berisik muncul dari area kaki-kaki, atau posisi mobil terlihat tidak seimbang saat diparkir di tempat rata.

Kebocoran oli pada shock absorber juga tanda serius karena komponen ini tidak lagi mampu bekerja optimal.

Selain itu, ban yang aus tidak merata, terutama dengan pola bergelombang, sering kali jadi bukti suspensi sudah lama melemah.

Supaya suspensi tetap awet, perawatan rutin perlu dilakukan. Menjaga tekanan udara ban sesuai anjuran pabrikan adalah langkah sederhana yang sering diabaikan.

Tekanan yang salah membuat suspensi bekerja lebih keras dan cepat rusak.

Shock absorber, per, serta karet penahan juga perlu dicek berkala agar tidak ada kebocoran atau karat yang melemahkan strukturnya.

Jangan sampai mobil dipaksa membawa beban melebihi kapasitas, karena bukan hanya suspensi yang terancam rusak, tapi juga stabilitas kendaraan bisa terganggu.

Selain itu, spooring dan balancing sebaiknya dilakukan secara rutin agar keselarasan roda tetap ideal.

Sementara balancing menjaga roda berputar tanpa getaran berlebihan yang bisa membebani shock absorber.

Rotasi ban juga penting, karena ban depan biasanya lebih cepat aus akibat beban pengereman yang lebih besar.

Dengan kondisi ban yang merata, suspensi tidak perlu bekerja ekstra keras untuk meredam getaran.

Gaya mengemudi pun sangat berpengaruh terhadap usia pakai suspensi.

Menghajar lubang atau polisi tidur tanpa mengurangi kecepatan, melakukan pengereman mendadak, atau mengemudi secara kasar bisa membuat komponen ini lebih cepat rusak.

Sebaliknya, mengemudi dengan tenang, menjaga ritme, dan memperhatikan kondisi jalan adalah cara sederhana untuk memperpanjang usia suspensi.

“Kami siap menghadirkan layanan after sales yang mengedepankan kualitas dan hadir lebih dekat kepada pelanggan,” ujar Yagimin, Chief Marketing Auto2000 dalam keterangan persnya, Minggu (14/9).

11 kali dilihat, 11 kunjungan hari ini
Editor: Denny Firmansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *