Drama Akhir Musim, Barito Putera Gagal Bertahan di Liga 1

Barito Putera resmi terdegradasi dari Liga 1 musim 2024/2025. Foto: instagram/Baritoputeraofficial

apakabar.co.id, JAKARTA – Tim kebanggaan Banua, Barito Putera, harus mengucapkan selamat tinggal kepada kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah dipastikan terdegradasi dari Liga 1 musim 2024/2025.

Ironisnya, kepastian itu datang di tengah kemenangan mereka sendiri, 2-1 atas PSIS Semarang, dalam laga terakhir di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (24/5).

Kemenangan yang sempat membakar harapan itu ternyata tak cukup. Dua pesaing utama dalam perebutan tempat aman, PSS Sleman dan Semen Padang, juga mencatat hasil gemilang di saat bersamaan.

PSS menggasak Madura United dengan skor telak 3-0, sementara Semen Padang membungkam Arema FC dua gol tanpa balas.

Hasil itu membuat Barito, PSS, dan Semen Padang mengakhiri musim dengan 34 poin.

Namun nahas, Barito harus merosot ke posisi ke-17 karena kalah selisih gol dari PSS Sleman. Satu tempat di dasar zona degradasi yang menyakitkan.

Pelatih Barito Putera, Vitor Tinoco, tak mampu menyembunyikan rasa bersalah dan sedihnya.

Dalam konferensi pers usai laga, ia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pendukung dan masyarakat Kalimantan Selatan.

“Kami mohon maaf kepada seluruh warga Banua atas kegagalan ini. Kami bertanggung jawab dan ini jadi pelajaran besar bagi kami semua,” ujar Tinoco dengan nada getir.

Sementara itu, di dunia maya, gelombang emosi tak terbendung. Media sosial dipenuhi ungkapan kecewa, sedih, namun juga dukungan tak putus dari para suporter setia Laskar Antasari.

Akun resmi Barito Mania menyatakan tekad untuk terus berdiri di belakang tim kesayangan mereka.

“Kami akan terus mendukung tim kebanggaan kami, apapun yang terjadi. Saatnya evaluasi dan bangkit kembali,” tulis akun tersebut dalam unggahan yang disambut ribuan komentar penuh haru.

Ketua Umum Barito Mania, Dedy Sattardi, yang sebelumnya berharap dewi fortuna berpihak di pekan terakhir, mengaku pasrah namun tetap optimistis.

Menurutnya, Barito harus memanfaatkan momen ini untuk membenahi diri dan bangkit lebih kuat.

Kini, jalan panjang menanti. Liga 2 tak akan mudah, tapi bukan tempat yang mustahil untuk mengukir kisah kebangkitan.

“Harapan suporter tentu Barito bertahan di Liga 1. Sepanjang musim Dewi Fortuna seperti enggan menaungi, tapi semoga saja di laga terakhir ini keberuntungan akhirnya berpihak ke Barito,” ujar Dedy.

Barito Putera harus membangun ulang fondasi tim, memperbaiki manajemen, dan menanam kembali semangat juang untuk satu tujuan: kembali ke Liga 1, tempat yang mereka yakini sebagai rumah.

Satu musim mungkin terasa berat. Namun cinta Banua tak akan pernah lekang. Laskar Antasari boleh jatuh, tapi dukungan dari tanah kelahiran akan selalu menyala.

Karena bagi suporter sejati, warna kuning-hitam adalah kebanggaan yang tak akan pernah luntur, meski harus menempuh jalan terjal untuk kembali berjaya.

 

11 kali dilihat, 11 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *