apakabar.co.id, JAKARTA – Organisasi nirlaba, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengincar sebanyak 1,2 juta nama domain .id (dotid) bisa digunakan baik secara nasional maupun internasional pada 2024.
Menurut Ketua PANDI, John Sihar Simanjuntak, target jutaan tersebut realistis, mengingat pada tahun lalu domain .id mengalami peningkatan penggunaan yang signifikan.
“Untuk itu, kami berharap nama domain .id di 2024 bisa digunakan mencapai 1,2 juta domain,” ungkap John saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu (31/1).
Lebih jauh ia memaparkan data pertumbuhan penggunaan nama domain .id sepanjang 2023, tercatat hingga 31 Desember lalu, domain itu telah digunakan pengguna sebanyak 951.421 atau naik sebesar 31 persen dari 2022 dengan total pengguna sebesar 726.305.
“Pada 2023 peningkatan pengguna paling signifikan terdapat pada domain untuk bisnis yaitu biz.id yang pertumbuhannya mencapai 511 persen setara dengan 96.218 pengguna,” ujarnya.
“Padahal sebelumnya di 2022 pengguna domain tersebut baru di kisaran belasan ribu tepatnya 18.846,” lanjut John menjelaskan.
Adapun peningkatan adopsi domain biz.id tersebut disebut terjadi karena semakin banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal yang terjun ke ruang digital dan membangun usahanya dengan domain asli Indonesia itu.
Selain biz.id, domain lainnya yang juga mengalami peningkatan secara signifikan yakni domain my.id yang tahun lalu mengalami peningkatan pengguna sebesar 33 persen dari yang sebelumnya di 2022 digunakan oleh 279.576 pengguna menjadi 372.628 pengguna.
Dari total 951.421 domain yang digunakan di 2023, jila dibedah dari profil pengguna, ada sebanyak 94,3 persen atau 897.517 domain rupanya digunakan oleh pengguna dalam negeri.
Menariknya, ada sebesar 5,7 persen atau 53.904 domain yang digunakan oleh pengguna di luar negeri, sehingga menunjukkan bahwa domain milik Indonesia yaitu .id juga diminati oleh pengguna layanan digital global.
Maka dari itu di 2024, pihak PANDI juga berharap ada peningkatan eksposur yang lebih di pasar internasional sebesar 5 persen.
“Mengingat jumlah pasar global untuk domain itu mencapai 707 juta, dengan porsi 5 persen dari itu kami rasa eksposurnya sudah bagus sehingga nanti bisa memicu lebih banyak penggunaan domain .id tidak hanya nasional tapi juga global,” kata John.
Selain menargetkan lebih banyak adopsi penggunaan nama domain .id, organisasi internet ini juga akan berinovasi untuk membuat identitas digital memanfaatkan domain .id dengan berbasis blockchain.
John menyebut inovasi itu disebut PANDI sebagai ID Wallet. Ia pun secara singkat menambahkan bahwa kajian mendalam tengah dilakukan dan bakal dirilis menjadi white paper.
“Harapannya di masa mendatang dapat mempermudah integrasi identitas digital di ruang siber,” tutupnya.