1446
1446

Tiga Jurus Jitu Tangkis Isu Krisis Ekonomi

Ilustrasi kondisi perekonomian. Foto Shutterstock

apakabar.co.id, JAKARTA – Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Muhammad Harits Zidni Khatib Ramadhani mengungkapkan ada tiga solusi yang perlu dilakukan pemerintah untuk menangkis kepanikan mengenai ancaman krisis ekonomi yang sedang menghantui Indonesia.

Terlebih, saat ini Indonesia belum masuk dalam level krisis ekonomi, meski terdapat beberapa indikator yang mengkhawatirkan seperti penurunan daya beli masyarakat dan deflasi yang terjadi di tengah bulan Ramadan.

“Solusi tersebut meliputi komunikasi publik yang efektif dari pemerintah, efisiensi belanja pemerintah, dan peningkatan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI),” katanya di Samarinda seperti dilansir Antara, Rabu (19/3).

Baca juga: Pendapatan RI Jeblok, Insentif Perpajakan Perlu Dievaluasi

Zidni menerangkan salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi adalah kepanikan publik. Karena itu, pertama pemerintah perlu melakukan komunikasi publik yang efektif untuk mencegah kepanikan tersebut. Termasuk menekankan pentingnya efisiensi belanja pemerintah, terumata di tengah kondisi defisit anggaran.

“Pemerintah perlu mengkomunikasikan program-program mereka dengan lebih baik kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi kepanikan,” tuturnya.

Adapun yang kedua, Zidni agar pemerintah menunda program-program yang kurang prioritas dan fokus pada belanja yang produktif, seperti infrastruktur, sosial, pendidikan dan bantuan langsung kepada masyarakat.

“Belanja produktif akan meningkatkan perputaran uang di masyarakat,” jelasnya.

Solusi ketiga, kata Zidni, Solusi ketiga yang ditawarkan Zidni adalah peningkatan investasi asing langsung. Menurutnya, investasi asing sangat penting untuk menambah likuiditas di Indonesia.

Baca juga: Awas! Sinyal Bahaya Deflasi di Musim Libur Panjang

Baca juga: 3 Penyebab Pajak RI 2025 Menurun, Apa yang Harus Dilakukan?

Namun, ia mengakui bahwa masih banyak dinamika yang dihadapi investor asing, seperti regulasi yang berubah-ubah, korupsi, dan konflik sosial dengan masyarakat.

“Pemerintah perlu mencari solusi untuk masalah-masalah tersebut, sehingga investor asing tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” jelasnya.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan drastis hingga lebih dari lima persen persen pada 18 Maret 2024.

Hal itu dipicu oleh sentimen psikologis pasar yang dipengaruhi oleh berbagai isu, seperti kebijakan dagang Amerika Serikat, delisting saham-saham perusahaan konglomerat Indonesia dari Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan Financial Times Stock Exchange (FTSE), defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta isu-isu politik lainnya.

11 kali dilihat, 11 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *