apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Jumat (22/11).
Kunjungan kerja dilakukan di Desa Anjir Pasar Kota, Handil Tura, Kecamatan Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.
Kedatangan Mentan Amran dalam rangka akselerasi produksi pangan nasional, terutama komoditas padi melalui Program Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah Baru. Hal itu dilakukan mentan secara maraton ke tiga provinsi di Kalimantan pada hari yang sama.
“Kami mengecek langsung persiapan optimalisasi lahan, cetak sawah, dan generasi milenial yang dilibatkan di Kalsel,” kata Mentan Amran di Batola, Jumat (22/11).
Menurut Mentan Amran, saat ini telah ada lebih dari 1.000 milenial yang turun langsung. Kepada mereka diberikan alat dan mesin pertanian modern.
“Kami bagikan mesin-mesin modern untuk mereka gunakan,” imbuh Amran.
Saat ini, kata Mentan Amran, ada dua faktor utama yang dapat digunakan untuk menarik minat generasi muda agar tertarik dengan sektor pertanian. Dua faktor tersebut meliputi teknologi tinggi dan keuntungan yang jelas.
“Milenial dan generasi Z akan turun ke pertanian jika dua hal itu terpenuhi,” terangnya.
Mentan Amran menambahkan, “Pertama, keuntungan minimal Rp10 juta per bulan. Kedua, penggunaan teknologi tinggi. Tanpa dua hal itu, mustahil mereka bersedia terjun ke lapangan.”
Sebelumnya, proses panen dilakukan secara manual dengan sabit yang membutuhkan waktu hingga 25 hari kerja, untuk lahan seluas 1 hektar per orang.
Namun, dengan bantuan alat modern, ungkap Mentan Amran, pekerjaan yang sama bisa diselesaikan hanya dalam waktu 2 jam.
“Dulu panen pakai sabit. Sekarang menggunakan teknologi modern, pasti generasi muda tertarik. Mesin-mesin ini kami hibahkan dalam bentuk kelompok agar program ini bisa berjalan dan berkelanjutan,” paparnya..
Sejauh ini, Program Brigade Pangan di Kalimantan Selatan (Kalsel) telah memiliki 155 brigade dengan lebih dari 2.000 anggota. Brigade ini menjadi harapan baru untuk sektor pertanian.
Melalui program ini, papar Mentan Amran, produktivitas pertanian dapat ditingkatkan. Dengan begitu, generasi muda akan mendapatkan peluang ekonomi yang menjanjikan.
“Solusinya adalah mekanisasi teknologi, pengelolaan air yang baik, dan pendapatan yang menarik,” terangnya.
Dengan langkah ini, ujar Mentan Amran, “Kami optimistis generasi muda bisa menjadi motor penggerak utama pertanian masa depan.”