Ekbis  

Aprindo Bongkar Penyebab Naiknya Harga Beras

Ilustrasi stok beras. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkap penyebab naiknya harga beras disebabkan tingginya harga yang dipatok dari produsen.

Hal itu yang menyebabkan para peritel terpaksa menjual komoditas bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET).

“Faktanya saat ini kami tidak ada pilihan dan harus membeli dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal, bagaimana mungkin kami menjual dengan HET,” ujar Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandev seperti dilansir Antara, Minggu (11/2).

Berdasarkan pengamatannya, produsen telah menaikkan harga beli (tebus) sebesar 20-35 persen di atas HET. Hal tersebut terjadi sejak sepekan terakhir. Kondisi tersebut menyebabkan peritel terpaksa menaikkan harga jual.

Sebab, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.

Kenaikan harga pokok tersebut terjadi sejak di sektor hulu kepada peritel di sektor hilir melalui jaringan distribusi.

Kemudian dibeli atau dibelanjakan oleh masyarakat pada gerai ritel modern. Di sisi lain, kenaikkan harga dari produsen juga menyebabkan kekosongan atau kelangkaan bahan pokok di gerai ritel modern.

Kelangkaan yang terjadi di kemudian hari, kata Roy, berpotensi akan menimbulkan panic buyying atau pembelian secara berlebihan karena kekurangan stok.

Peritel Kekurangan Stok Beras

Selain kenaikan harga dari produsen, peritel saat ini tengah mengalami kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram.

Keterbatasan tersebut, kata Roy, disebabkan masa panen yang diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan Maret 2024.

Selain itu, belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor pemerintah juga menjadi penyebab kelangkaan dan tingginya harga beras.

“Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern dan pasar rakyat,” kata Roy.

Aprindo pun meminta pemerintah untuk merelaksasi HET dan harga acuan lainnya agar peritel dapat membeli bahan pokok dari produsen.

Relaksasi ini pun bertujuan untuk mencegah kekosongan dan kelangkaan bahan pokok, terlebih pada Februari ini, para peritel mulai melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan Ramadhan dan Idulfitri di gerai ritel modern.

3 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *