1446
1446

ESDM Siapkan Direktorat Baru, Percepat Transisi Energi

Ilistrasi energi baru terbarukan (EBT)

apakabar.co.id, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sedang menyusun direktorat baru yang akan ditambahkan ke struktur organisasi Kementerian ESDM guna mempercepat transisi energi.

“Kami di internal sekarang sedang melakukan penyusunan struktur organisasi baru untuk mendorong upaya transisi energi agar bisa lebih cepat,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (11/3).

Direktorat baru tersebut merupakan pecahan dari Direktorat Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT), yang saat ini bertanggung jawab terhadap 10 jenis EBT. Kesepuluh EBT tersebut meliputi pembangkit listrik tenaga air, minihidro, mikrohidro, tenaga surya, tenaga bayu, arus laut, sampah, surya atap, surya terapung, dan gasifikasi batubara.

“Aneka EBT ngurusin 10 jenis EBT selain panas bumi dan selain bioenergi. Sepuluhnya itu ada di Aneka EBT. Kami lagi berpikir untuk memecah supaya ada direktur yang baru di situ,” kata Dadan.

Baca juga: Hutan Gorontalo Terancam Deforestasi di Tengah Proyek Transisi Energi

Menilai arah transisi energi cenderung kepada kelistrikan, Dadan berencana untuk memasukkan direktorat baru tersebut di bawah Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.

“Jadi, kami juga sedang melihat di Ditjen Gatrik, apakah secara struktur memungkinkan (untuk ditambah) karena di sana baru ada tiga direktur. Kami sedang mengkaji satu direktorat baru untuk mendukung upaya-upaya percepatan transisi energi,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dadan juga menyampaikan bahwa pemerintah tetap menjaga komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca juga: Luhut Pastikan Transisi Energi Pacu Pengembangan Industri Hijau

Apabila Net Zero Emission 2060 dapat dicapai lebih cepat, Dadan melihat hal tersebut dapat meningkatkan daya saing Indonesia di internasional.

“Banyak yang udah bilang bahwa kalau kita tidak mendorong EBT, daya saing kita akan turun,” kata Dadan.

Ia merujuk kepada pesatnya perkembangan perekonomian di Vietnam. Menurut Dadan, penyebab tingginya industri yang bergerak ke Vietnam karena negara tersebut dapat menyediakan energi yang lebih bersih daripada Indonesia.

“Tetapi kita punya kesempatan untuk merebut kembali posisi itu,” pungkasnya.

9 kali dilihat, 9 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *