apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan terjadi lonjakan harga kelapa bulat. Hal itu dikarenakan terjadi peningkatan ekspor yang membuat stok kelapa dalam negeri berkurang.
Budi menerangkan pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan industri kelapa dan para eksportir untuk membahas harga kelapa yang mahal.
Berdasarkan pertemuan tersebut, ditemukan lonjakan harga karena harga kelapa yang diekspor lebih mahal. Kondisi tersebut yang membuat pengusaha mengalihkan stok kelapanya untuk dijual ke luar negeri.
“Kan ini mahal, karena di ekspor ya. Harga ekspor memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri. Karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri,” katanya di Jakarta, Kamis (17/4).
Baca juga: Kemendag: Sektor Kuliner Masih Dominasi Bisnis Waralaba
Baca juga: Kemendag Segera Tinjau Ulang Permendag 8/2024
Budi berharap dari pertemuan antara pelaku industri kelapa dan eksporti akan menemukan kesepakatan terbaik bagi kedua belah pihak. Khususnya terkait dengan harga dan stok di dalam negeri.
Berdasarkan data Info Pangan Jakarta pada Kamis (17/4), harga rata-rata kelapa kupas atau bulat di Pasar Induk Kramat Jati mencapai Rp13.769 per kilogram dan harga tertinggi Rp21 ribu per kilogram.
Untuk Pasar Senen Blok III-IV rata-rata Rp13.333 per kilogram dan tertinggi Rp15 per kilogram. Sedangkan di Pasar Grogol, harga rata-rata Rp10.321 per kilogram dan tertinggi Rp20 ribu per kilogram.
Sementara, harga rata-rata untuk daerah Jakarta Barat Rp17.500 per kilogram, Jakarta Pusat Rp15.600 per kilogram, Jakarta Rp16.400 per kilogram, Jakarta Timur Rp17.500 per kilogram dan Jakarta Utara Rp13.667 per kilogram.