apakabar.co.id, JAKARTA – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) mengungkapkan terdapat lima tantangan ekonomi ke depan yang perlu diantisipasi.
Pertama, perubahan siklus ekonomi global yang bergerak dengan cepat. Ketidakpastian global berisiko menimbulkan kerentanan bagi perekonomian Indonesia.
“Oleh karena itu, kebijakan publik dan stabilitas markoekonomi perlu dijaga,” kata Ketua Umum ISEI, Perry Warjiyo dalam Kongres ISEI XXII 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, seperti dilansir Antara, Kamis (19/9).
Tantangan kedua adalah pergeseran pola sumber pertumbuhan ekonomi. Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menyebut pertumbuhan ekonomi global mulai bergeser dari Amerika Serikat (AS) menuju negara-negara seperti China, Indonesia, dan India.
Baca juga: Ada Jokowi di Balik Dualisme Kadin
Dengan pergeseran itu, lanjut Perry, hilirisasi dan reformasi struktural makin genting untuk dilakukan.
Tantangan ketiga ialah perubahan demografi. Sementara sejumlah negara maju mengalami penuaan populasi, Indonesia justru didominasi oleh generasi muda.
Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Perry berpendapat digitalisasi perlu diperkuat untuk memastikan generasi muda dapat berkontribusi secara maksimal terhadap perekonomian.
Namun, digitalisasi ekonomi itu menjadi tantangan yang keempat. Adopsi teknologi digital makin luas di berbagai sektor sejak pandemi COVID-19, termasuk di sektor UMKM. Untuk menjaga momentum ini, pemerintah perlu terus mendorong akselerasi digital.
Baca juga: Jokowi Tekankan Pentingnya Pembukaan Lapangan Kerja Baru
Baca juga: Jokowi Minta ISEI Desain Rencana dan Strategi Hilirisasi Rumput Laut
Upaya itu juga turut dilakukan oleh BI. Sebagai contoh, BI menggencarkan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Berdasarkan data terakhir, transaksi QRIS tumbuh pesat sebesar 217,33 persen (year-on-year/yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 52,55 juta dan jumlah merchant 33,77 juta.
Tak hanya di dalam negeri, BI juga mendorong penggunaan QRIS lintas negara, seperti di Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Itulah digitalisasi. Tidak hanya untuk sekarang, tapi juga milenial-milenial ke depan,” katanya.
Tantangan terakhir yaitu inklusi ekonomi hijau untuk UMKM. Pemerintah perlu memastikan transformasi ini mencakup semua lapisan masyarakat agar inklusi ekonomi dapat tercapai.