Menko Airlangga: Biaya Logistik Harus Terus Ditekan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan biaya logistik harus terus ditekan atau dikurangi.

Airlangga menerangkan logistik perlu diberikan penghematan lebih. Adapun saat ini angka biaya logistik menyentuh angka 14,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang ditargetkan mencapai angka 8 persen.

“Kalau Bappenas/Badan Perencanaan Pembangunan (yang memprediksi 8 persen bisa tercapai pada) 2045 itu kejauhan, maka saya minta 2030,” ucapnya dalam agenda peluncuran Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (Alfi) Convex 2025 di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/7).

Baca juga: Menko Airlangga Pastikan Bicarakan Aspirasi soal Isu ODOL

Salah satu hal terdekat yang bisa dilakukan guna mendorong penurunan biaya logistik di Indonesia adalah merubah Terms of Trade/ToT (rasio antara harga ekspor dan harga impor di suatu negara) ekspor Free On Board atau Freight On Board/FOB (penjual bertanggung jawab atas barang hingga dimuat ke atas kapal di pelabuhan keberangkatan), dan impor Cost, Insurance and Freight/CIF (penjual bertanggung jawab atas biaya, asuransi, dan pengangkutan sampai barang tiba di pelabuhan tujuan).

Dalam skema FOB, jasa pengiriman dari perubahan asal ke tujuan seringkali diserahkan kepada pihak asing. Adapun skema CIF, jasa pengiriman dari pelabuhan asal di luar negeri ke pelabuhan tujuan seringkali diserahkan kepada pihak asing.

Perubahan yang diharapkan ketika ekspor menggunakan metode pembebanan biaya pengiriman barang CIF, agar eksportir Indonesia bisa menggunakan sektor jasa domestik, sehingga perusahaan jasa pengiriman dari dalam negeri dapat berkembang secara optimal.

Baca juga: Menko Airlangga Minta Singapura Tingkatkan Investasi ke RI

“Kalau kita bisa merubah ekspor kita CIF, impor ya tetap CIF gak apa-apa, itu secara par value. Tetapi kalau ekspor kita FOB (dan) impor CIF, kan kita kasih makan kepada pihak lain. Tentu alasan competitiveness seharusnya bisa kita kejar, karena semua kalau bisa direncanakan secara matang. Itu kan semuanya bisa long term contract, tidak spot (transaksi dadakan),” ujar Airlangga.

Apabila biaya logistik bisa diturunkan 4 persen saja menjadi 10 persen, katanya, maka penghematan yang dilakukan Indonesia terbilang luar biasa.

“Kalau 4 (persen) dibagi 10 persen kan 40 persen, itu bisa mengkompensasi perang tarif yang di-charge 10 persen. Jadi, sebetulnya kita bisa lebih kompetitif juga kalau berbagai cost kita bisa tekan,” jelasnya.

5 kali dilihat, 6 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *