1446
1446

Trump Jadi Presiden AS, Picu Stagnansi Pertumbuhan Ekonomi Global

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Foto: Bloomberg

apakabar.co.id, JAKARTA – International Monetary Fund (IMF) melalui World Economic Outlook Januari 2025 memprediksi pertumbuhan ekonomi global mengalami kondisi stagnan pada 2025.

Pertumbuhan perekonomian global pada 2025 sebesar 3,3 persen. Jumlah tersebut mengalami kenaikan tipis dibandingkan tahun 2024 sebesar 3,2 persen. Sedangkan petumbuhan perekonomian pada 2026 diprediksi tak jauh beda dengan 2025 yakni 3,3 persen

“Apalagi salah satunya disebabkan adalah terpilihnya Trump di Amerika salah satu negara tingkat perekonomian paling besar. Apa yang terjadi di AS bisa berdampak ke negara lain,” kata Direktur Big Data INDEF, Eko Listyanto dalam diskusi publik bertajuk ‘Pertumbuhan Melambat, Anggaran Mengetat: Tanggapan atas Pertumbuhan Ekonomi 2024’ di Jakarta, Kamis (6/2).

Baca juga: Jurus Jitu Menperin Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Eko menerangkan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) akan berdampak negatif kepada perdagangan global. Situasi tersebut secara tidak langsung akan turut berdampak kepada perekonomian global.

Hal itu dikarenakan Presiden Trump dikenal sering mengeluarkan kebijakan yang cenderung protektif untuk kepentingan AS. Situasi tersebut juga diperparah dengan kondisi ketidakpastian global yang masih berlanjut sampai sekarang.

Secara umum, pertumbuhan perekonomian global cenderung tidak terlalu atraktif dibandingkan dua dekade terakhir. Salah satunya China, yang turut mengalami perlambatan ekonomi domestik.

“Sehingga dalam konteksi itu kita harus melihat di domestik kita bisa melakukan apa untuk akselerasi,” katanya.

Baca juga: Kadin Usul 7 Kebijakan agar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Berdasarkan pengamatan Eko, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam 100 hari kerja terakhir cenderung proaktif melakukan kerjasama internasional.

Meski begitu, Eko memberikan catatan agar kerjasama tersebut tak hanya sekadar mengunjungi event atau penandatanganan kerjasama semata. Melainkan juga perlu dikonversi menjadi realisasi investasi guna untuk meningkatkan pasar ekspor Indonesia di dunia internasional.

“Harus memilah dan memilih mana negara dengan pertumbuhan ekonomi yang positif,” pungkasnya.

13 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *