apakabar.co.id, MARTAPURA – Polisi resmi menetapkan MR (42) pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ilmi, Martapura, Kabupaten Banjar, sebagai tersangka pencabulan. Korbannya mencapai 20 santri putra.
“Terlapor selaku Pimpinan Ponpes Nurul Ilmi sudah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan,” ujar Kapolres Banjar AKBP M Ifan Hariyat melalui Kanit PPA, Ipda Anwar, kepada awak media, Rabu (15/1) sore.
Polisi lalu mengungkap hasil pendalaman kasus ini usai mengorek keterangan tersangka dan santri.
“Bukan sodomi [memasukan alat kelamin, red] bentuk cabulnya meminta kelaminnya untuk dimainkan. Hal itu juga sudah diakui tersangka,” ungkap Ipda Anwar.
Polisi juga mengamankan barang bukti sarung dan handbody yang digunakan tersangka saat berbuat cabul.
Terungkap, polisi menduga pelaku melancarkan aksi amoralnya sejak 2019. Jumlah korban 20 orang santri putra.
@kabarinlah #CapCut ♬ Sound Berita Ngeri Ngeri Sedap – Musik Menyentuh Hati
“Korban ini berasal dari luar daerah, paling dekat di Kabupaten Tapin. Ada yang sudah jadi alumni ada juga yang masih berstatus santri,” terangnya.
Polisi mengenakan MR dengan pasal 82 UU Perlindungan Anak. Ancaman maksimal hingga 15 tahun penjara. Serta, denda maksimal Rp5 miliar.
Tantangan Polisi
Ada sederet tantangan kepolisian. Pertama ternyata baru lima korban yang berani melapor. Dan, siap dimintai keterangan.
Kedua, para korban mayoritas berada di luar daerah. Diakui Anwar, inilah yang cukup menyulitkan penyidik.
Anwar pun berpesan kepada para korban di mana pun mereka untuk segera melapor.
“Kami meminta agar datang atau melaporkan kejadian ini,” kata Anwar
“Kami jamin identitas pasti dirahasiakan,” imbaunya lagi.
Sebagai pengingat, kasus ini terungkap setelah sejumlah santri melapor polisi. Pesantren kemudian memulangkan ratusan santrinya sejak akhir pekan tadi. Usai MR menyerahkan diri, pucuk pimpinan ponpes berganti.
