LINGKUNGAN HIDUP

Gencarkan Aksi Bersih Sungai Cipinang: Mengembalikan Kejayaan Sungai Sebagai Sumber Kehidupan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. apakabar.co.id/Andrey
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. apakabar.co.id/Andrey
apakabar.co.id, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) kembali menggelar kegiatan Aksi Bersih Sungai Cipinang Segmen 1 di kawasan RT 08/RW 011, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (9/11) pagi ini menjadi aksi kelima dari rangkaian pembersihan Sungai Cipinang yang digagas langsung oleh Menteri LHK sebagai bagian dari upaya mengembalikan fungsi sungai sebagai sumber kehidupan.

Plt. Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3) KLH/BPLH, Hanifah, mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen untuk menjaga kebersihan dan keberlanjutan sungai-sungai di Indonesia, khususnya Sungai Cipinang yang melintasi kawasan permukiman padat.

“Hari ini adalah kali kelima kami turun di Segmen 1 Sungai Cipinang. Sebagaimana arahan Pak Menteri, kita diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Sungai Cipinang  artinya mengembalikan fungsinya sebagai sungai yang sehat, bersih, dan mengalir sebagaimana mestinya,” ujar Hanifah saat ditemui di lokasi kegiatan.

Hanifah menuturkan, kondisi Sungai Cipinang di beberapa titik masih memprihatinkan. Pada empat titik sebelumnya, tim menemukan banyak penyempitan dan sedimentasi yang menghambat aliran sungai. Ia berharap di titik Segmen 1 yang berada di bagian hulu, kawasan ini bisa menjadi contoh karena relatif lebih terkendali dan dekat dengan kawasan permukiman formal.

“Kami masih menemukan cukup banyak sampah, termasuk sampah tekstil dan sampah multilayer. Padahal, masyarakat di kawasan ini seharusnya memiliki kesadaran lebih tinggi karena berada di lingkungan yang tertata,” ujarnya.

Hanifah menegaskan, aksi bersih sungai ini bukan hanya bersifat seremonial. KLH/BPLH secara konsisten melakukan aksi serupa setiap minggu  bergiliran di segmen-segmen berbeda Sungai Cipinang. Para Aparatur Sipil Negara (ASN) turut serta dalam kegiatan ini, termasuk dalam gerakan Jumat Bersih dan kegiatan Sabtu-Minggu untuk mengajak masyarakat sekitar ikut menjaga lingkungan.

“Kami ASN juga turun langsung setiap minggu. Pak Menteri selalu mengingatkan: kita tidak boleh lelah. Ini aksi nyata, bukan hanya bicara. Kita yang dari Jakarta saja turun ke sini, jadi sudah semestinya masyarakat lokal ikut menjaga lingkungannya,” tegas Hanifah.

Dalam upaya memperkuat keberlanjutan gerakan ini, KLH/BPLH juga terus menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait. 

Setelah empat kali pelaksanaan sebelumnya, LHK/BPLH telah menggelar evaluasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok, Bogor, dan Jakarta, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta komunitas Sungai Cipinang.

“Kami sedang menyiapkan surat resmi yang akan diteruskan kepada Wali Kota Depok, melalui Pak Wamen dan Pak Menteri. Tujuannya agar upaya ini bisa berlanjut lewat kolaborasi nyata antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat,” jelasnya.

Hanifah menambahkan, ia juga tengah mengidentifikasi titik-titik kritis di Sungai Cipinang yang membutuhkan normalisasi akibat sedimentasi serta penumpukan sampah. 

Selain itu, langkah pemberdayaan masyarakat terus digalakkan melalui sosialisasi dan pembentukan kelembagaan lokal, seperti Satgas Sungai, Dasawisma, dan komunitas tapak yang dapat menjadi penggerak utama di lapangan.

Hanifah menegaskan bahwa tujuan utama gerakan ini adalah mengembalikan fungsi sungai sebagaimana mestinya  bukan menjadikannya “tempat sampah yang panjang”.

“Sungai seharusnya kita hormati, kita rawat seperti ibu kita sendiri. Sayangnya selama ini kita sudah zalim terhadap lingkungan, menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan. Padahal ini sumber air dan sumber kehidupan kita,” tutur Hanifah.

Ia juga menjelaskan bahwa KLH/BPLH tengah memetakan sumber-sumber pencemaran di sepanjang aliran sungai, baik dari limbah domestik maupun industri rumah tangga. Upaya ini akan dilanjutkan oleh Direktorat Pengendalian Pencemaran Air untuk memastikan kualitas air Sungai Cipinang terus membaik.

Penyelesaian tahap awal aksi bersih Sungai Cipinang pada 10 November, Hanifah menyebut pihaknya akan melakukan evaluasi komprehensif. Langkah konkret selanjutnya mencakup pemetaan intervensi di tiap segmen serta perumusan kelembagaan yang tepat untuk memastikan keberlanjutan gerakan.

“Kami sudah berpindah di lima titik lokasi dan menemukan persoalan yang berbeda-beda. Di beberapa titik, sungai bahkan tertutup sampah bertahun-tahun. Tapi kami tidak akan berhenti sampai perintah Pak Menteri untuk menyelesaikan Sungai Cipinang benar-benar tercapai,” tegasnya.

Hanifah menghimbau masyarakat bahwa menjaga sungai bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama sebagai warga negara.

“Kalau kita mau sungai bersih, jangan tunggu pemerintah saja. Ayo, kita semua ikut menjaga. Karena sungai yang bersih adalah warisan terbaik untuk generasi mendatang,” tutupnya.