1446
1446

Kemenkes Keluarkan Peringatan PascaKasus Pneumonia Merebak di Jepang

Meningkatnya kasus pneumonia di Jepang belum mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan RI, terutama terkait larangan bepergian ke negara itu. Dijumpai di Jakarta, Jumat (7/2), Jubir Kemenkes Widyawati menyampaikan sejumlah imbauan bagi para WNI yang hendak bepergian ke Jepang atau ke negara dengan cuaca dingin lainnya. Foto: apakabar.co.id

apakabar.co.id, JAKARTA – Sejak pertengahan 2024, Jepang mengalami lonjakan signifikan kasus pneumonia mikoplasma, infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Data dari Institut Nasional Penyakit Menular Jepang menunjukkan bahwa rata-rata mingguan kasus yang dilaporkan oleh sekitar 500 institusi medis mencapai 1,95 kasus per institusi pada pekan yang berakhir 13 Oktober 2024. Angka ini menandai peningkatan selama tujuh pekan berturut-turut dan merupakan yang tertinggi sejak metode pencatatan saat ini dimulai pada 1999.

Pneumonia mikoplasma menyebar melalui percikan (droplet) yang dikeluarkan saat batuk atau bersin, dengan gejala seperti demam, batuk berkepanjangan, kelelahan, dan sakit kepala. Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi ini, dan dalam beberapa kasus, batuk dapat berlangsung selama beberapa pekan, dengan beberapa pasien harus menjalani rawat inap akibat pneumonia parah atau kelemahan fisik.

Meskipun lonjakan kasus ini signifikan, hingga kini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) belum mengeluarkan peringatan khusus atau larangan bepergian ke Jepang terkait peningkatan kasus pneumonia mikoplasma. Namun, Kemenkes RI melalui Juru Bicaranya, Widyawati, memberikan imbauan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang hendak bepergian ke Jepang atau negara dengan cuaca dingin lainnya untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan.

“Kami mengimbau kepada seluruh WNI yang akan bepergian ke negara-negara dengan kasus infeksi pernapasan yang meningkat, termasuk Jepang, untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Pastikan menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker terutama di tempat umum, dan menghindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala sakit,” ujar Widyawati di Jakarta (8/2).

Selain itu, Widyawati menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti demam, batuk, atau kesulitan bernapas setelah melakukan perjalanan.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Jepang telah mengeluarkan imbauan serupa kepada masyarakatnya untuk mencegah penyebaran pneumonia mikoplasma. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan meliputi ventilasi yang baik di dalam ruangan, penggunaan masker, mencuci tangan secara menyeluruh, dan segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami batuk berkepanjangan.

Meskipun belum ada larangan resmi dari Kemenkes RI terkait perjalanan ke Jepang, WNI diharapkan tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi terkait kesehatan di negara tujuan. Selalu perbarui informasi dari sumber resmi dan pertimbangkan kondisi kesehatan pribadi sebelum melakukan perjalanan internasional.

479 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *