Korban Perundungan di SMPN 1 Sindangbarang Harus Rawat Inap di RSUD Cianjur

AD (12) siswi baru di SMPN 1 Sindangbarang korban perundingan pada saat akan dilakukan perawatan di RSUD Cianjur. Foto: apakabar.co.id/Riski M

apakabar.co.id, CIANJUR – Siswi baru SMPN 1 Sindangbarang yang menjadi korban perundungan dan kekerasan akhirnya menjalani rawat inap di RSUD Cianjur, Senin (22/7).

AD (12) awalnya hanya menjalani pemeriksaan di Klinik Saraf RSUD Cianjur, didampingi kedua orang tua dan pamannya. Setelah dilakukan pemeriksaan, AD terpaksa harus menjalani perawatan lebih lanjut.

Dian (53) ayah AD mengungkapkan, anaknya harus menjalani pemeriksaan di klinik saraf. Tim dokter merekomendasikan untuk rawat inap di RSUD Cianjur, mengingat AD mengeluhkan sakit di bagian pinggul.

“Tidak hanya luka di bagian pinggul, tapi anak saya sekarang mengalami demam tinggi serta jalan pun harus dipapah dan masih trauma,” terang Dian kepada awak media, Senin (22/7).

AD (12) yang awalnya menjalani pemeriksaan di klinik saraf RSUD Cianjur terpaksa harus menjalani perawatan lebih lanjut. Foto: apakabar.co.id/ Riski Maulana

Menurut Dian, anaknya itu harus menjalani pemeriksaan CT Scan untuk mengetahui seperti apa dampak kekerasan yang dialaminya. Namun ia mengaku, tidak memiliki biaya untuk pemeriksaan CT Scan tersebut.

“Biaya CT Scan di RSUD Cianjur sebesar Rp 6 juta. Saya belum punya uang sebesar itu, sehingga sekarang harus dirawat inap dulu. Anak saya mengalami luka karena dipukul oleh seorang siswi baru di bagian punggung bawah, hingga terjatuh.” ujarnya.

Pihak keluarga, kata Dian, sudah meminta orang tua pelaku untuk datang menjenguk sekaligus melihat kondisi anaknya yang tidak berdaya akibat mengalami kekerasan.

“Saya tidak akan menuntut apapun. Saya ingin, orang tua pelaku datang untuk menjunguk saja, agar melihat langsung kondisinya seperti apa,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, AD (12) siswi baru di SMPN 1 Sindangbarang, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat diduga menjadi korban perundungan oleh pelajar lainnya.

Korban mengalami perundungan usai mengikuti kegiatan fashion show yang merupakan bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). AD secara megejutkan dihampiri oleh siswi lainya dan setelahnya ia mengalami perlakuan kekerasan.

409 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *