Kunci Gagalnya Skenario TNI Pembunuh Juwita

Berkat warga inilah skenario kecelakaan yang direkaya oleh prajurit yang juga calon suami Juwita itu gagal.

Prajurit TNI AL Jumran memeragakan sebanyak 33 adegan pembunuhan wartawati Juwita. Foto: Randy untuk apakabar.co.id

apakabar.co.id, BANJARBARU – Kejanggalan kematian wartawati Juwita terkuak berkat keberanian seorang warga. Lewat kesaksiannya-lah, skenario kecelakaan yang direkayasa sang calon suami gagal.

“Iya benar, kami akan komunikasikan segera meminta perlindungan LPSK [Lembaga Perlindungan Saksi],” ujar kuasa hukum keluarga Juwita, Muhammad Pazri dihubungi media ini, Sabtu petang (5/4).

22 Maret 2024, Juwita yang sehari-harinya merupakan jurnalis media setempat ditemukan tak bernyawa di pinggir jalan menuju Desa Kiram, Kabupaten Banjar. Saat ditemukan, dia masih mengenakan helm.

Sementara motornya ditemukan terperosok ke dalam semak-semak. Warga yang menemukan jasadnya segera melapor ke pihak berwajib dan membawa jenazah ke RSUD Idaman Banjarbaru.

Awalnya, kematian Juwita dikira kecelakaan tunggal. Namun, penyelidikan mengungkap sejumlah kejanggalan. Luka lebam ditemukan di bagian leher, punggung, dan dagu korban. Barang-barang pribadi seperti dompet dan ponsel hilang, meski motor masih ada di lokasi.

Beruntung, ketika itu ada saksi mata yang melihat Jumran saat hendak masuk ke dalam mobil. Ia merupakan seorang warga setempat yang sedang menyadap karet.

“Kakek ini yang kemudian melihat ada mobil dan korban,” jelasnya. Demi alasan keamanan, identitas detail saksi tersebut tidak diwartakan oleh media ini.

Terpisah, LPSK turut memonitor kasus ini. Wakil Ketua LPSK Susilaningtias mengatakan timnya sudah berkomunikasi dengan pengacara keluarga korban.

“Mereka akan mengajukan permohonan kepada LPSK,” jelasnya.

Seusai rekonstruksi, selanjutnya pelaku dan barang bukti akan diserahkan ke Oditur Militer (ODMIL) untuk dilaksanakan persidangan secara terbuka.

“TNI AL berupaya menegakkan hukum seadil-adilnya dengan membuka penyelidikan, rekonstruksi, penyerahan tersangka dan barang bukti hingga nantinya di persidangan secara transparan,” demikian keterangan yang disampaikan tim penerangan TNI AL Banjarmasin.

Detik-detik Terakhir Juwita dalam 33 Adegan

Rangkaian aksi keji yang menewaskan wartawati Juwita tergambar jelas dalam rekonstruksi yang digelar pada siang tadi, Sabtu (5/4). Prajurit aktif TNI AL itu tampil mengenakan kaus oranye, tangan terborgol, kaki dirantai, dan kepala plontos.

Jumran dikawal ketat selama rekonstruksi dan terlihat tenang meski lebih banyak menunduk. Total ada 33 adegan yang diperagakan langsung oleh calon suami Juwita itu.

Reka ulang dimulai dari saat Jumran menjemput Juwita dan membawanya masuk ke dalam mobil. Dalam salah satu adegan, terungkap cara Jumran menghabisi nyawa Juwita—dengan memiting dan mencekiknya hingga kepala korban terhantam tali sabuk pengaman.

Pembunuhan ini dilakukan Jumran seorang diri. Sementara sepeda motor milik korban ditinggalkan di sebuah toko di kawasan Cempaka. Setelah memastikan korban tewas, Jumran turun dari mobil dan menghentikan kendaraan warga yang melintas untuk mengambil motor milik Juwita di lokasi tersebut.

Motor itu kemudian dibawa kembali ke lokasi pembunuhan dan didorong ke semak-semak, seolah-olah korban mengalami kecelakaan tunggal. Untuk menghilangkan jejak, ponsel Juwita dihancurkan dan motornya dicuci terlebih dahulu agar sidik jari hilang.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kabarin Lah! (@kabarinlahh)

Jasad Juwita lalu dikeluarkan dari dalam mobil dan diletakkan di tepi jalan bersama motornya. Usai semua diskenariokan rapi, Jumran melanjutkan perjalanan menggunakan mobil sewaan.

“Tersangka melakukan aksinya dengan tenang dan sudah direncanakan,” jelas Pazri menilai yang tergambar dalam rekonstruksi.

Rekonstruksi tadi siang kian memperkuat dugaan pembunuhan berencana sebagaimana yang disangkakan penyidik dalam Pasal 340 KUHP. “Ada jeda waktu, ada setting, ini bukan spontan,” katanya.

Tak hanya itu, Jumran juga diduga berupaya menghilangkan barang bukti. Tak hanya memesan tiket pesawat dengan identitas palsu, ia juga menghancurkan kartu identitasnya setelah kejadian. Salah satu barang pribadi korban, yakni ponsel, turut raib.

Namun hingga kini, motif pasti pembunuhan masih belum terungkap. “Kami belum tahu motif pastinya,” ujar Pazri.

Tes DNA 

Jumran dan Juwita saling mengenal setelah berkenalan di media sosial pada September 2024 silam. Mereka sudah merencanakan pernikahan pada Mei 2025 setelah aksi pemerkosaan Jumran kepada Juwita terbongkar.

Keluarga korban mencurigai bahwa kasus ini bukan hanya persoalan hubungan pribadi. Hilangnya barang-barang pribadi hingga kondisi jenazah yang janggal mengindikasikan adanya kemungkinan motif lain yang lebih kompleks.

“Yang jadi perhatian adalah ditemukannya cairan putih dalam jumlah cukup banyak di rahim korban, ini harus didalami lebih lanjut oleh aparat,” jelas Pazri.

Tim kuasa hukum mendorong penyidik agar melakukan tes DNA terhadap cairan putih di rahim korban ke laboratorium forensik di Surabaya atau Jakarta.

“Untuk mengetahui apakah sperma yang ada di dalam rahim korban memang milik tersangka Jumran atau bukan,” jelasnya.

1,569 kali dilihat, 217 kunjungan hari ini
Editor: Fariz Fadillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *