Mengharukan, Begini Kisah Ibu-Ibu di Desa Telaga yang Melahirkan di Tenda Pengungsian

Wakil Bupati Cianjur TB Mulyana, pada saat melihat bayi yang masih tinggal di tenda pengungsian. Foto: apakabar.co.id/ Riski Maulana

apakabar.co.id, CIANJUR – Bencana gempa bumi Cianjur telah menyisakan duka mendalam hingga saat ini. Selain tak sedikit warga yang masih bertahan di dalam tenda, ternyata ada sejumlah ibu penyintas bencana yang terpaksa melahirkan bayinya di tenda pengungsian.

Diantara mereka, ada dua ibu dari Kecamatan Cugenang yang melahirkan anaknya di tenda pengungsian. Saat ini, sang ibu dan bayinya masih tinggal di tenda yang terbuat dari terpal.

Tinggal di tenda pengungsian, tentunya banyak kelemahan. Selama sembilan bulan mengandung, Melasari (20), salah seorang dari ibu tersebut mengaku dirinya kerap mengalami penyakit seperti batuk, pilek dan panas dingin selama tinggal di tenda.

“Apalagi gatel-gatel sering banget. Obatnya juga paling obat alternatif bikin ramuan sendiri, ngecek kandungan juga cuman nyampe tiga bulan,” tutur Melasari (20) ibu yang melahirkan anaknya di tenda, Kamis (25/4/2024).

Saat ini, Melasari tinggal di tenda pengungsian di Kampung Pasir Peundeuy, Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Ia bertahan bersama suami dan kedua orang tuanya.

Kepada apakabar, Melasari mengaku, sempat khawatir terhadap bayi yang dikandungnya, karena pada saat itu mereka masih tinggal di tenda pengungsian.

“Khawatir takut kenapa-kenapa, tapi allhamdulilah waktu pas lahiran meskipun di tenda bayinya sehat dan sekarang umurnya sudah dua bulan,” terangnya.

Wakil Bupati Cianjur TB Mulyana melihat bayi yang masih tinggal di tenda pengungsian. Foto : apakabar.co.id/Riski Maulana

Hal senada dikeluhkan oleh ibu lainnya, Laela Sari (30), warga Kampung Padaruum, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Laela mengaku melahirkan di tenda pengungsian dan selama mengandung dirinya juga tinggal di tenda yang terbuat dari terpal.

“Iya karena bantuan belum cair juga, saya tinggal di tenda yang dibuat di bekas bangunan rumah saya yang roboh. Jadi ini masih ada lantainya, tapi dindingnya di ganti terpal,” jelasnya.

Menurut Laela, saat ini bayinya yang lahir di tenda pengungsian sudah berusia empat bulan dengan kondisi sehat. “Allhamdulilah sehat meskipun dengan kondisi seperti ini tinggal di tenda. Semoga bantuan dari pemerintah segera cair,” ucapnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Cianjur TB Mulyana Syahrudin merasa prihatin dengan kondisi warganya yang masih tinggal di tenda pengungsian. Hal itu ia utarakan saat mengunjungi tenda yang didiami Laela dan Melasari.

Menurut TB Mulyana, pihaknya akan mendata bayi-bayi yang saat ini masih tinggal di tenda pengungsian. Selanjutnya Pemkab Cianjur akan terlibat aktif untuk  memperhatikan kesehatan bayi-bayi tersebut

“Yang paling utama kita perhatikan kesehatannya untuk bayi-bayi yang ada di tenda pengungsian agar mereka tetap sehat tidak sakit-sakitan,” jelasnya.

3,498 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *