apakabar.co.id, JAKARTA – Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin meminta pihak pengelola Glodok Plaza agar memperhatikan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG). Hal itu imbas dari bencana kebakaran yang melanda Glodok Plaza.
MKKG yang dimaksud, kata Syarifudin, adalah sistem proteksi gedung terhadap kebakaran. Hal itu meliputi kelengkapan alat pemadaman hingga keberadaan jalur evakuasi.
“Harus ada bentuk ketahanan gedung, namanya MKKG. Ada bagian pemadaman, seperti APAR atau hidran. Juga ada bagian evakuasi sebagai petunjuk jalur akses keluar untuk penyelamatan jiwa,” ungkap Syarif di Jakarta, Kamis (24/1).
Jika MKKG di setiap gedung sudah dipastikan lengkap dan berfungsi, maka dampak dari kebakaran bisa diminimalisir dengan baik. “Jadi ketika ini kebakaran, semua itu berfungsi, insyaallah penanganan kebakaran bisa dilakukan lebih baik,” papar Syarifudin.
Hal itu menjadi perhatian Syarifudin, menyusul minimnya sistem proteksi kebakaran Glodok Plaza. Akibatnya, ketika kebakaran terjadi, dampak kerusakannya begitu masif.
“Ketika kebakaran terjadi, hidran kita (pemadam kebakaran) pakai bisa, cuma airnya memang kurang kencang,” ujarnya.
Selain itu, menurut Syarifudin, informasi terjadinya kebakaran terbilang sangat lambat disampaikan warga kepada pihak pemadam. Mereka baru tiba di lokasi kejadian, ketika api sudah membesar.
“Kalau untuk laporan kebakaran, kita datang api sudah besar. Kita tidak bisa padamkan secara cepat. Lantai 7, lantai 8 atau lantai sembilan sudah kebakar,” papar Syarifudin.
Sejauh ini, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menemukan ada sebanyak 694 gedung bertingkat di DKI Jakarta yang belum memenuhi syarat proteksi kebakaran.
Hal itu diutarakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan di Jakarta, Selasa (21/1).
Dari sebanyak 694 gedung tersebut, terdapat 361 gedung yang merupakan gedung bertingkat tinggi atau gedung dengan delapan lantai ke atas. Sementara sisanya, sebanyak 333 gedung lainnya merupakan bertingkat rendah atau memiliki delapan lantai ke bawah.
Adapun, Gulkmarmat DKI, imbuh Satriadi, telah memeriksa 2.609 gedung bertingkat. Dari 2.609 gedung bertingkat itu, sebanyak 1.228 di antaranya merupakan gedung bertingkat tinggi. Dan sisanya gedung bertingkat rendah.