apakabar.co.id, JAKARTA – Pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri pada Senin (7/4) malam menyita perhatian publik. Di balik agenda yang tidak diumumkan secara terbuka, pertemuan dua tokoh penting bangsa ini diyakini membawa pesan besar bagi masa depan Indonesia.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Muhammad Sarmuji menjelaskan bahwa pertemuan itu menunjukkan adanya kesamaan pandangan yakni kepentingan bangsa di atas segalanya.
“Sebagai tokoh bangsa, titik temunya adalah kepentingan bangsa. Jadi, perbedaan apa pun, beda perspektif seperti apa pun, asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara, pasti ada titik temunya,” ujar Sarmuji di Jakarta, Selasa (8/4).
Menurut Sarmuji, menjaga stabilitas nasional menjadi bagian penting dari kepentingan bangsa. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Bukan hanya tantangan di dalam negeri, melainkan juga persoalan global yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja,” ucapnya.
Ia mencontohkan salah satu tantangan global yang bisa berdampak pada Indonesia, yaitu kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat di era Presiden Donald Trump. Perang tarif antara AS dan negara-negara besar seperti Tiongkok, menurutnya, bisa berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
Melihat situasi itu, Sarmuji menilai bahwa pertemuan antar tokoh bangsa sangat penting agar Indonesia memiliki kesatuan pandangan dalam menghadapi persoalan global dan domestik.
Terkait dengan kemungkinan PDI Perjuangan bergabung dalam pemerintahan, Sarmuji menegaskan bahwa Partai Golkar menyerahkan sepenuhnya keputusan itu kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Itu tergantung Presiden saja. Kami loyal kepada Presiden. Presiden bagaimana memandang perlu tidaknya masuk kabinet, monggo saja. Karena di luar atau di dalam, itu sama-sama baik,” katanya.
Menurut Sarmuji, berada di dalam pemerintahan bisa memberikan kontribusi langsung, sementara berada di luar pemerintahan juga bisa memberi masukan dan pengawasan yang konstruktif.
Lebih dari sekadar agenda politik, pertemuan Prabowo dan Megawati juga dinilai sebagai momen silaturahmi yang membawa energi positif bagi bangsa. Sarmuji menilai langkah Prabowo yang secara langsung datang ke rumah Megawati menunjukkan sikap rendah hati seorang pemimpin.
“Biasanya Presiden yang disowani, tetapi Pak Prabowo mau berkunjung ke rumah Bu Mega. Mungkin Bu Mega lebih tua dari sisi umur dan pernah menjadi Presiden Indonesia juga. Jadi, itu mencerminkan kerendahan hati beliau,” pungkasnya.
Pertemuan ini menjadi simbol penting bahwa komunikasi antar pemimpin bangsa tetap terbuka, demi persatuan dan kemajuan Indonesia.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan adanya komunikasi intensif antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan untuk mematangkan agenda pertemuan presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Ia menyebutkan, salah satu momen penting yang terjadi saat acara halalbihalal di kediaman Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, pada Rabu (2/4). “Sudah ada obrolan agar pertemuan kedua tokoh segera terlaksana,” ujar Dasco di Jakarta, Senin (7/4).
Sebelumnya, langkah awal sudah dibangun oleh Ragowo Hediprasetyo atau Didit, putra dari Prabowo Subianto. Dalam suasana Idulfitri 1446 H, Didit lebih dulu bersilaturahmi ke kediaman Megawati. Tindakan itu dinilai sebagai sinyal positif dalam membangun komunikasi yang hangat antara kedua keluarga dan partai politik besar di Indonesia.
Pertemuan dua tokoh penting itu memang dinantikan banyak pihak, karena menjadi simbol rekonsiliasi politik nasional dan membawa dampak positif terhadap stabilitas pemerintahan ke depan. Pertemuan yang berjalan lancar itu menjadi langkah awal menuju Indonesia yang bersatu dan fokus pada pembangunan berkelanjutan.
