1446
1446
News  

Pinta Keluarga Wartawati Banjarbaru Juwita yang Dihabisi TNI AL 

Wartawati Banjarbaru, Juwita yang tewas misterius.

apakabar.co.id, JAKARTA – Kasus kematian wartawati Juwita yang semula dikira kecelakaan tunggal kini mengarah ke dugaan pembunuhan.

Polisi mengungkap bahwa seorang prajurit TNI Angkatan Laut berinisial J, berpangkat Kelasi Satu dari Lanal Balikpapan, menjadi tersangka utama dalam kasus ini.

Juwita ditemukan tewas di tepi jalan Desa Kiram, Banjar, pada Sabtu (22/3). Awalnya, kematiannya dianggap kecelakaan, tetapi luka-luka yang mencurigakan serta hilangnya dompet dan ponsel korban membuat polisi mendalami kasus ini lebih lanjut.

Keluarga Juwita, terutama sang kakak, Supraja Ardinata, mendesak agar penyelidikan dilakukan secara transparan.

“Kami ingin keadilan. Jangan ada yang ditutup-tutupi,” tegasnya.

Praja mendatangi Polres Banjarbaru pada Rabu (26/3) malam. Kedatangannya ke Polres Banjarbaru untuk memberikan keterangan tambahan terkait kasus kematian adiknya.

Pihak keluarga pun menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kematian Juwita kepada kepolisian.

“Pokoknya kita tunggu saja hasil penyelidikan pihak kepolisian,” singkatnya.

Kematian janggal Juwita, jurnalis perempuan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan menarik perhatian dari Eks Anggota Komnas HAM, Hairansyah.

Ia menegaskan kasus dugaan pembunuhan Juwita oleh oknum anggota TNI Angkatan Laut (TNI AL) harus diusut secara tuntas dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Hairansyah menyoroti kemungkinan adanya kaitan antara profesi korban sebagai jurnalis dengan peristiwa tragis yang menimpanya.

Karena itu, menurutnya, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut terkait apakah pembunuhan ini berkaitan dengan pemberitaan yang sedang atau pernah diliput oleh korban.

“Mengingat korban adalah seorang wartawati, harus ditelusuri apakah ada kaitan dengan pemberitaan, karena ini menyangkut kebebasan pers dan keselamatan jurnalis. Jika memang ada kaitan dengan profesi atau pemberitaan yang diliput korban, maka ini menjadi isu yang lebih luas,” ujar Hairansyah, Rabu (26/3).

Selain meminta penyelidikan secara transparan, Hairansyah juga menilai bahwa karena terduga pelaku merupakan anggota aktif TNI AL, maka seharusnya Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) melibatkan pihak independen dalam proses penyelidikan.

“Mengingat terduga pelaku adalah TNI aktif, sudah seharusnya pihak Pomal bisa melibatkan pihak independen, terutama dari kalangan profesi wartawan. Hal ini penting agar proses penyelidikan dan penyidikan berlangsung transparan serta dapat dipercaya oleh publik,” tegasnya.

Ia menekankan pelibatan pihak independen, khususnya dari komunitas jurnalis, akan memberikan jaminan bahwa kasus ini tidak ditutup-tutupi atau diselesaikan secara internal tanpa keterbukaan kepada masyarakat.

Hairansyah juga menekankan jika memang terbukti pelaku adalah oknum prajurit TNI AL, maka hukuman yang dijatuhkan harus maksimal dengan pemberatan.

“Jika terbukti bahwa oknum prajurit TNI AL adalah pelakunya, maka sudah seharusnya dihukum maksimal, bahkan dengan pemberatan. Sebagai anggota militer, ia seharusnya bisa menahan diri dari melakukan tindakan seperti ini,” tegasnya.

Menurutnya, seorang anggota militer yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketertiban justru harus mendapat sanksi lebih berat jika terbukti melanggar hukum, terlebih dalam kasus berat seperti pembunuhan.

Awalnya, kematian Juwita dikira kecelakaan tunggal saat mengendarai motor. Namun, berbagai kejanggalan muncul.

Ia mengalami luka di dagu, lebam di punggung dan leher. Dompet serta ponselnya hilang, tetapi motornya masih di lokasi.

Juwita ditemukan tewas di tepi jalan menuju Desa Kiram, Banjar, Sabtu (22/3), masih mengenakan helm dengan motornya terperosok ke semak-semak.

Warga yang menemukan jasadnya segera membawanya ke RSUD Idaman Banjarbaru.

Yang semakin mencurigakan, pagi itu Juwita berpamitan ke Guntung Payung, tetapi siangnya ditemukan tak bernyawa di Gunung Kupang.

Terungkapnya pelaku bermula dari penyelidikan polisi terhadap barang bukti yang tersisa. HP dan dompet korban hilang, tetapi polisi menemukan petunjuk dari laptopnya.

Di dalamnya, ada percakapan dengan kekasihnya yang meminta bertemu. Terduga pelaku bahkan sempat mengirim pesan berisi petunjuk arah sebelum diduga menyerang korban.

Juwita sendiri sejatinya akan menikah pada Mei 2025 sebelum akhirnya ditemukan tewas.

 

23 kali dilihat, 23 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *