Banner Iklan
News  

Terlindas Truk, Pasutri Tewas di Mantimin Kalsel

apakabar.co.id, PARINGIN – Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di ruas Jalan Ahmad Yani jalur Batumandi-Paringin, tepatnya di Desa Mantimin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Minggu (1/12).

Kecelakaan tersebut menewaskan pasangan suami istri yang diketahui perempuannya merupakan Bidan Desa di Maradap Kecamatan Paringin, sementara suaminya bekerja sebagai security di Tabalong.

Disampaikan oleh Kasatlantas Polres Balangan, Iptu Simon Siregar melalui Kasi Humas Polres Balangan, Ipda Eko Budi Mulyono, kecelakaan tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian pasca-adanya laporan dari warga.

Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, korban yang meninggal yakni WS (31) dan CM (35). Sedangkan anaknya langsung dilarikan ke RSUD Datu Kandang Haji.

Jelasnya, kecelakaan ini melibatkan dua unit dump truk dan satu sepeda motor CBR yang dikendarai oleh CM dan penumpangnya yakni WS serta sang anak.

Kejadian ini, kata Iptu Eko bermula dari mobil Mitsubishi Dump Truk Warna Kuning dengan nomor polisi KT-8638-EA yang dikemudikan oleh MAI mengemudi dari arah Batumandi menuju Paringin.

Setibanya di tempat kejadian, mobil tersebut mengalami lepas terot sehingga mobil hilang kendali ke kanan jalan.

Pada saat bersamaan datang dari arah yang berlawanan satu unit mobil Hino Dutro Dump truk warna hijau dengan nomor polisi DA-8594-TBB yang dikemudikan oleh MY.

MY yang melihat truk di depannya mencoba menghindar ke kiri jalan. Namun tetap terserempet atau bersenggolan.

Pada saat bersamaan, di belakang truk warna kuning yang dikemudikan MAI terdapat pengendara sepeda CBR warna merah dengan nomor KH-5994-KJ.

Motor ini dikendarai oleh CM dan sudah tidak dapat menghindari benturan dengan truk warna kuning tersebut. Truk pun terjatuh ke pinggir jalan sebelah kiri.

Duka mendalam atas musibah ini juga dirasakan keluarga, kerabat dan teman sang bidan (WS)

Teman karib WS, Bidan Desa Muara Pitap, Riska bahkan merasa kepergian WS hanyalah mimpi. Ia kehilangan satu teman dekat seprofesi.

“Saya seperti masih bermimpi,” ungkap Riska.

Bagi Riska, WS adalah sosok perempuan sekaligus bidan yang ulet, cekatan dan pekerja keras. Ia menjadi bidan desa sejak tahun 2015.

“Dia tidak pantang menyerah, pemberani, mudah menolong dan tidak enakan,” ujar Riska.

165 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Fariz Fadillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *