apakabar.co.id, JAKARTA – Peran jurnalisme dalam aksi perubahan iklim jadi sorotan UNESCO.
Menggandeng Kedutaan Besar Inggris, UNESCO menggelar perayaan Hari Kebebasan Pers Sedunia(WPFD), 10-11 Juli.
Tema tahun ini, “Pers untuk Planet: Jurnalisme dalam Menghadapi Krisis Lingkungan,” menggarisbawahi peran penting jurnalisme dalam mengatasi
tantangan lingkungan global.
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di Lingkaran Api dengan ekosistem yang sangat beragam, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Kerentanan ini menekankan pentingnya media independen yang dapat menyediakan informasi pentingselama krisis dan mendukung adaptasi perubahan iklim yang efektif.
Jurnalis memiliki peran penting dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat, mendorong pengambilan keputusan berdasarakan data dan
informasi, dan menjaga akuntabilitas pihak-pihak yang berkuasa.
Pentingnya jurnalisme lingkungan ditekankan oleh Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur Kantor
Regional UNESCO di Jakarta.
“Jurnalisme memainkan peran penting dalam aksi iklim dengan membina masyarakat yang berpengetahuan
luas. Untuk memastikan demokrasi yang berfungsi dengan baik, penting untuk memiliki lanskap media yang bebas, independen, profesional, dan beragam,” ujarnya dalam pidato pembuka, dikutip dalam siaran pers UNESCO, Kamis (11/7).
Media, kata dia, tidak hanya mengawasi para pengambil keputusan, tetapi juga memahami dunia dan peran individu di dalamnya.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Matthew Downing berkata seiring perayaan Hari Kebebasan Pers Sedunia tahun ini, penting untuk menyoroti media yang bebas dan independen sebagai komponen penting dari aksi masyarakat.
Ia percaya bahwa masyarakat harus bisa mendiskusikan dan memperdebatkan isu-isu secara bebas.
“Khususnya dalam menyikapi peran penting jurnalisme dalam aksi perubahan iklim,” ujarnya.
Termasuk juga dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan mencermati solusi-solusi potensial.
Inggris, kata dia, berkomitmen untuk menyoroti pelanggaran kebebasan media di seluruh dunia padasemua
tingkatan.
“Kami percaya mereka yang menyalahgunakan atau membatasi kebebasan media harus bertanggungjawab. Keadilan iklim dan demokrasi tidak mungkin tercapai tanpa jaminan kebebasan pers dan keberadaan media yang independen, profesional, dan beragam.”
Ia pun berharap seiring ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik Inggris dan Indonesia tahun ini, kerja sama dalam isu-isu seperti kebebasan media dapat terus ditingkatkan.
“Seraya kita memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia di seluruh dunia.”