apakabar.co.id, JAKARTA – Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution meresmikan produksi sel baterai lokal di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
Melalui joint venture PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power, hadirnya pabrik ini untuk mempercepat visi Indonesia dalam memiliki ekosistem kendaraan listrik (EV) yang komprehensif.
Dengan demikian, produsen otomotif asal Korea Selatan itu menjadi merek pertama di industri otomotif Indonesia yang memberikan investasi substansial.
Mulai dari mengolah bahan baku, memproduksi sel baterai dan battery pack, memproduksi EV, dan mengembangkan jaringan stasiun pengisian daya nasional yang 100 persen dibuat di Indonesia.
Presiden Joko Widodo yang hadir saat peresmian pabrik mengatakan keuntungan Indonesia adalah mempunyai tambang, sehingga dirasa mampu memenangkan kompetisi dengan negara lain.
“Tambangnya ada di sini mulai dari nikel, bauksit, tembaga, smelter, kemudian baterai EV dan pabrik mobilnya juga ada di sini terintegrasi dalam sebuah ekosistem mobil listrik,” kata Jokowi dalam keterangannya, Kamis (4/7).
Di tempat yang sama, Executive Chair Hyundai Motor Group, Euisun Chung menjelaskan produksi sel baterai secara lokal ini juga dapat memposisikan Indonesia sebagai pemain utama di pasar EV regional, mendorong inovasi teknologi dan memperkuat ekosistem EV di Tanah Air.
“Kolaborasi ini menegaskan kembali bahwa dengan bekerja sama, Hyundai dan Indonesia dapat membentuk masa depan ekosistem EV, tidak hanya di Asia tapi di seluruh dunia,” ucapnya.
Dengan nilai investasi Rp13,5 triliun, fasilitas ini menjadi pabrik sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi 10 GWh dalam setahun.
Sel baterai ini akan dirakit menjadi battery pack oleh PT Hyundai Energy Indonesia dan nantinya dimuat dalam kendaraan Kona Electric buatan lokal.
Pabrik ini akan memproduksi hingga 50.000 Battery System Assemblies (BSA) untuk BEV setiap tahunnya.
Kedua pabrik tersebut akan melengkapi PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) yang telah memproduksi Ioniq 5, EV pertama yang produksi lokal.
Fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas produksi EV menjadi 70.000 unit pada tahun ini dengan total kapasitas produksi 150.000 unit per tahun.
Hyundai juga membangun lebih dari 240 jaringan stasiun pengisian daya, termasuk Ultra Fast Charging Station tercepat di Indonesia.
Bersertifikat IP54, Ultra Fast Charging Station tersebut tahan terhadap air dan aman dalam kondisi hujan.
Selain itu, pabrikan berlogo ‘H’ miring ini telah menerapkan sistem daur ulang baterai EV yang memiliki masa pakai dengan periode penggunaan terbatas, dikenal sebagai Used Battery Energy Storage System (UBESS).
Sistem ini menggunakan kembali baterai yang telah terpakai menjadi unit penyimpanan energi, dengan potensi untuk memfasilitasi distribusi energi ke daerah-daerah terpencil.