OTOTEKNO
Ketika Penggiat Otomotif Turun Gunung Bawa Energi Baru untuk Masa Depan Mobilitas
apakabar.co.id, JAKARTA - Ada satu momen yang terasa seperti simbolis bagi dunia otomotif Indonesia. Seorang tokoh yang selama bertahun-tahun menjadi saksi denyut industri kendaraan nasional, kini hadir dengan perspektif baru—bukan lagi sekadar mengamati, melainkan membawa landasan ilmiah untuk masa depan mobilitas.
Mengurai Jalan Baru Kendaraan Listrik
Hendra Noor Saleh, sosok yang akrab disapa Kohen, resmi meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Tarumanagara (Untar) Jakarta. Ia berhasil mempertahankan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Senin (27/10/2025) di Kampus I Untar, dan dinyatakan lulus cum laude dengan IPK sempurna 4.00. Kohen juga tercatat sebagai doktor ke-19 yang diluluskan oleh Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Untar.
Disertasinya mengangkat tema masa depan otomotif Indonesia, bertajuk “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membeli Kendaraan Listrik di Jabodetabek: Integrasi Technology Acceptance Model (TAM) dan Prior Experience”.
Mengurai Jalan Baru Kendaraan Listrik
Dalam paparannya, Kohen menjelaskan bahwa penetrasi kendaraan listrik selama ini banyak ditopang oleh insentif dan kebijakan pemerintah (regulatory driven). Namun dukungan tersebut tak bisa selamanya menjadi tonggak utama. Ia menekankan perlunya pendekatan market driven — memahami kebutuhan dan persepsi konsumen secara langsung.
“Selama ini teori adopsi teknologi lebih banyak melihat perilaku psikologis lingkungan. Padahal faktor pengalaman dan kenyamanan personal juga punya peran besar,” ujar Kohen dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (29/10).
Kebaruan penelitiannya terletak pada integrasi model TAM — seperti perceived usefulness dan perceived ease of use — dengan variabel prior experience, termasuk pengalaman pelanggan hingga tingkat kenyamanan mereka terhadap teknologi baru.
Hasilnya diharapkan dapat menjadi rujukan strategis bagi pemerintah dan pelaku industri otomotif dalam memperkuat pasar mobil listrik di Indonesia.
Respons Dunia Otomotif
Yui Hastoro, pengamat otomotif yang hadir dalam sidang tersebut, mengamini gagasan Kohen dan menyoroti usulan pembentukan EV Center, sebagai pusat edukasi kendaraan listrik.
Menurutnya, selama ini mobil listrik berkembang lebih banyak karena kebijakan pemerintah. Perlu dorongan dari sisi pasar, dari konsumen. Dan itu yang dibahas Kohen.
“EV Center bukan cuma tempat jualan mobil. Tapi ruang pemahaman. Konsumen perlu tahu teknologi, perbedaan sistem, hingga gaya penggunaan kendaraan listrik,” pungkasnya.
Rudi MF, Project Manager IIMS – Dyandra Promosindo, juga menyampaikan selamat dan harapannya.
“Hasil ini bisa menjadi bahan rujukan industri untuk menarik konsumen dan memperkuat pasar kendaraan listrik di Indonesia,” kata Rudi.
Dalam penutup acara, Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Dr. Wasiaturrahma, menyampaikan apresiasinya.
“Beliau menjadi inspirasi bahwa tidak ada kata terlambat untuk terus belajar. Semoga ilmunya bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat,” terangnya.
Sebelumnya, Kohen telah meraih gelar Doctor Business Administration dari Philipines Women’s University. Rekam jejaknya di dunia jurnalistik otomotif juga panjang:
dari Kompas Gramedia, memimpin IIMS sebagai Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo, hingga kini aktif dalam industri, edukasi, dan konsultan korporasi.
Sebuah Titik, Sekaligus Awal
Di tengah gelombang perubahan menuju kendaraan listrik, kehadiran seorang doktor yang memahami dunia otomotif dari ruang redaksi, lantai pameran, hingga meja akademik — bukan hal biasa.
Ada bobot pengalaman di balik teori. Ada perjalanan panjang di balik gelar. Dan hari ini, Kohen bukan hanya saksi perubahan —
Ia bagian dari yang mendorongnya.
Editor:
DENNY FIRMANSYAH
DENNY FIRMANSYAH