EKBIS
Inovasi Teknologi Rendah Emisi Dinilai Percepat Transisi Energi
apakabar.co.id, JAKARTA - Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) mengungkapkan inovasi teknologi rendah emisi mendukung percepatan transisi energi nasional.
“Inovasi teknologi adalah salah satu pilar utama transisi energi. Teknologi rendah emisi yang efisien menjadi enabler bagi terciptanya ekosistem energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Arsyadany G Akmalaputri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (26/11).
Arsyadany yang menjadi Ketua Panitia Pelaksana Electricity Connect 2025 mengapresiasi tingginya antusiasme dan forum inovasi teknologi rendah emisi yang hadir dalam pameran tersebut.
Ia menilai kehadiran berbagai teknologi mutakhir memperlihatkan bahwa agenda transisi energi telah menjadi komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Beragam inovasi yang ditampilkan menunjukkan progress masif dalam pengembangan teknologi rendah emisi. Tentu inovasi-inovasi ini perlu terus didorong agar manfaatnya dapat dirasakan publik secara lebih luas. Pameran ini menjadi bagian dari upaya MKI untuk mewujudkan hal tersebut,” ujarnya.
Pada sektor ketenagalistrikan, pameran ini menampilkan berbagai teknologi pembangkit mulai dari yang berbahan bakar fosil hingga energi baru dan terbarukan (EBT) seperti tenaga air, panas bumi, surya, angin, dan energi laut.
Pengunjung juga dapat melihat teknologi pintar seperti jaringan listrik pintar (smart grid), pembangkit listrik terdistribusi (distributed power generation), digitalisasi energi, dan sistem penyimpanan energi yang menjadi komponen penting dalam pembangunan infrastruktur energi modern.
Pameran Electricity Connect 2025 menghadirkan beragam inovasi teknologi rendah emisi yang mendukung percepatan transisi energi Indonesia.
Sebanyak 94 perusahaan dari sektor ketenagalistrikan dan industri hijau ambil bagian dalam pameran ini, menunjukkan kuatnya kolaborasi berbagai pihak dalam membangun ekosistem energi berkelanjutan.
Salah satu peserta terbesar, PLN Nusantara Power, memamerkan inovasi terbaru berupa Bio-Compressed Natural Gas (Bio-CNG) yang dihasilkan dari limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME).
Teknologi ini telah diuji dalam Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Belawan pada Agustus 2025 dan terbukti mampu menggantikan sebagian kebutuhan bahan bakar gas.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah mengatakan inovasi Bio-CNG membuktikan bahwa pemanfaatan limbah dapat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“POME punya potensi merusak lingkungan. Dengan terobosan Bio-CNG, kami bukan hanya memanfaatkan limbah, tetapi juga mengambil peran menjaga lingkungan itu sendiri. Inovasi ini akan terus kami dorong agar berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor:
BETHRIQ KINDY ARRAZY
BETHRIQ KINDY ARRAZY

