NEWS
Pakar Ingatkan Diplomasi Digital Butuh Kolaborasi Negara dan Publik
apakabar.co.id, JAKARTA - Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ratih Herningtyas menegaskan perlunya kolaborasi antara negara dan publik dalam memperkuat diplomasi digital Indonesia.
"Diplomasi digital harus menjadi ruang kolaborasi antara negara dan masyarakat. Publik memiliki kesempatan untuk ikut membentuk narasi yang mewakili kepentingan Indonesia," ujar Ratih dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Rabu (29/30).
Ia menjelaskan bahwa diplomasi digital tidak dapat hanya dijalankan sebagai strategi komunikasi pemerintah, melainkan harus berkembang menjadi ekosistem kolaboratif yang melibatkan negara, masyarakat, dan komunitas digital.
Menurut dia, melalui ruang digital, publik tidak hanya menjadi penonton berkait isu internasional, tetapi juga berkontribusi aktif membangun citra positif bangsa melalui partisipasi digital yang kreatif dan terarah.
Ratih menilai keberhasilan diplomasi digital bergantung pada kemampuan negara menyeimbangkan pendekatan politik luar negeri yang bersifat institusional dengan keterlibatan masyarakat yang bersifat organik.
Negara, kata dia, perlu beradaptasi dengan pola komunikasi publik yang terbuka, interaktif, dan kolaboratif. Ia juga mendorong agar pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas digital membangun ekosistem diplomasi berbasis partisipasi.
Salah satu gagasan yang ia tawarkan adalah pembentukan "Indonesia Digital Diplomacy Hub", wadah kolaboratif yang mempertemukan pemerintah, akademisi, komunitas digital, dan diaspora Indonesia di luar negeri.
"Melalui platform ini, berbagai ide, isu, dan kampanye digital dapat diintegrasikan agar selaras dengan kepentingan diplomasi nasional," kata dia.
Ratih mengatakan, dunia akademik memiliki peran penting memperkuat kapasitas diplomasi publik melalui riset, edukasi, dan literasi digital.
Karena itu, menurut dia, kampus perlu berfungsi tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai inkubator gagasan dan pelatihan digital untuk mencetak generasi digital influencers yang berkarakter kebangsaan.
Mahasiswa perlu disiapkan bukan hanya sebagai konsumen informasi, tetapi juga sebagai produsen narasi yang memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.
"Kolaborasi digital bukan hanya memperluas jangkauan komunikasi, tetapi juga memperkuat legitimasi moral negara di mata dunia. Karena pada akhirnya, kepercayaan global lahir dari partisipasi publik yang nyata," ujar Ratih.
Editor:
BETHRIQ KINDY ARRAZY
BETHRIQ KINDY ARRAZY

