apakabar.co.id, JAKARTA – MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Kudus Seri 1 2025–2026 kembali membuktikan reputasinya sebagai panggung lahirnya bintang muda sepak bola putri. Di bawah sorotan mata ribuan penonton di Supersoccer Arena Kudus, dua final dramatis tersaji pada Minggu (3/8).
SDUT Bumi Kartini Jepara sukses mempertahankan gelar KU-12 untuk kali kelima beruntun, sementara SD 3 Bulungcangkring menoreh sejarah baru di KU-10 dengan menumbangkan unggulan utama.
Di partai final KU-12, duet kembar mematikan Rara Zenita Fatin dan Rere Zenita Farza menjadi aktor utama kemenangan SDUT Bumi Kartini atas SDN Jambean 02 Pati.
Laga berlangsung sengit sejak menit awal, namun kualitas individu dan kekompakan kolektif SDUT tak terbendung.
Rere membuka skor lewat sontekan cerdik di menit ke-7, disusul dua gol tambahan dari Rara di babak kedua. SDN Jambean tak menyerah dan sempat mengejar lewat dua gol Hafiza Khairan Lubna, namun skor 3-2 tak berubah hingga akhir laga.
“Lawan tangguh dan sangat disiplin. Tapi kami sabar dan akhirnya berhasil menang. Saya sangat senang karena bisa mencetak gol dan membantu tim juara lagi,” ujar Rara, yang juga meraih gelar top scorer dengan 43 gol sepanjang turnamen.
Sementara di partai KU-10, drama tersaji ketika SD 3 Bulungcangkring menundukkan SD Muhammadiyah Birrul Walidain 2-1.
Lutfia Indriana membuka keunggulan lewat gol cepat memanfaatkan kemelut, disusul sepakan jarak jauh sang kapten Putri Lestari. Walau sempat terkejar setelah penalti Keisha Athira Imawan memperkecil skor, keunggulan SD 3 Bulungcangkring tetap terjaga.
“Awalnya grogi banget, tapi saya ingin memberikan yang terbaik untuk semua teman dan orang tua saya. Alhamdulillah bisa juara dan jadi top scorer,” ungkap Putri yang mengoleksi 54 gol.
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, turut memberikan apresiasi terhadap antusiasme peserta yang mencapai 1.370 siswi dari 92 sekolah. Ia menyebut MLSC sebagai wadah penting dalam membentuk generasi sehat dan tangguh.
“Banyak bibit muda dari Kudus yang punya potensi luar biasa. Ini penting untuk keberlanjutan sepak bola putri Indonesia,” ujarnya.
Kepala Pelatih MLSC Kudus, Yayat Hidayat, menegaskan bahwa kualitas permainan semakin merata di dua kategori usia. Ia menyebut setidaknya 70 pemain terpilih untuk mengikuti program intensif Extra Training, sebagai tahap menuju skuad MLSC All Stars 2026.
“Yang menarik, banyak wajah baru yang mencuri perhatian. Kami sudah mengantongi 50 nama dari KU-10 dan 20 dari KU-12 untuk dipoles secara serius,” jelasnya.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menyerukan pentingnya kelanjutan pembinaan usia dini.
Ia mendorong para pemain untuk bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) agar bisa bertanding secara berjenjang dan meraih prestasi hingga level nasional.
“Kami ingin MLSC jadi awal dari perjalanan panjang. Dengan latihan rutin dan turnamen berkelanjutan, para srikandi muda ini bisa menjadi tulang punggung timnas di masa depan,” ujar Yoppy.
Untuk mendukung itu, tiga SSB telah membuka pendaftaran langsung di arena turnamen: SSB Arema Malang Cabang Semarang, Sultan Kudus United, dan SSB Lysandra Demak.