apakabar.co.id, JAKARTA – PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengumumkan hasil verifikasi lisensi klub peserta Liga 1 untuk musim 2024/2025 berdasarkan standar Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Dari 18 klub yang mengikuti kompetisi, seluruhnya dinyatakan lolos lisensi untuk AFC Challenge League (ACGL).
Namun, hanya enam klub yang berhasil memenuhi seluruh syarat lisensi untuk mengikuti AFC Champions League (ACL) tanpa catatan tambahan.
Keenam klub tersebut adalah PSS Sleman, Borneo FC, Persib Bandung, Persita Tangerang, Persik Kediri, dan Dewa United.
Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, menyebut hasil ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan musim sebelumnya.
Menurutnya, lisensi klub adalah indikator penting profesionalisme sebuah klub dan kesiapan untuk tampil di kompetisi level Asia.
“Dari seluruh klub Liga 1, 100 persen lolos untuk ACGL, dan 6 klub lolos lisensi ACL secara penuh. Ini peningkatan besar dibanding musim lalu,” ujar Ferry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/5).
Ferry menjelaskan bahwa lisensi klub mengacu pada lima kriteria utama yang ditetapkan oleh AFC: aspek olahraga (sporting), infrastruktur, personel dan administrasi, legal, serta finansial.
Meski mayoritas klub sudah memenuhi aspek infrastruktur dan keuangan, masih ada kendala di aspek personel, khususnya terkait pelatih fisik dan pelatih kiper yang belum memiliki lisensi A AFC, sebagaimana diwajibkan.
“Kita ingin ke depan hanya tinggal dua atau tiga klub yang belum memenuhi lisensi ACL, atau bahkan semuanya bisa lolos langsung,” kata Ferry optimistis.
Sementara itu, hasil verifikasi lisensi klub Liga 2 menunjukkan kesenjangan yang cukup besar. Hanya empat klub dari seluruh peserta Liga 2 musim lalu yang dinyatakan lolos lisensi, yakni Deltras FC, Bhayangkara FC, Persijap Jepara, dan PSIM Yogyakarta.
Menurut Ferry, sebagian besar klub tidak lolos bukan karena tak mendaftar, tetapi karena dokumen tidak lengkap atau tidak sesuai kriteria. Bahkan, empat klub tidak mengajukan lisensi sama sekali dan kini terdegradasi.
“Ini jadi pelajaran penting. Ke depan, kelengkapan dokumen dan keseriusan dalam tata kelola harus jadi perhatian utama,” tegasnya.
Dalam upaya meningkatkan profesionalisme, PT LIB bersama PSSI dan AFC juga sedang mengkaji pemberlakuan sanksi bagi klub yang gagal memenuhi standar lisensi.
Salah satu wacana yang mengemuka adalah pengurangan poin di klasemen liga sebagai bentuk hukuman administratif.
“Lisensi bukan formalitas. Ini soal komitmen klub terhadap kualitas manajemen dan kesiapan bertanding di level Asia,” ujar Ferry.
Ia menambahkan bahwa sistem lisensi akan menjadi pilar utama dalam menjaga integritas dan keberlanjutan kompetisi di Indonesia.
Penerapan lisensi klub merupakan bagian dari strategi besar federasi dan operator liga untuk menciptakan kompetisi yang lebih profesional, sehat, dan berkelanjutan.
Dengan tren peningkatan tahun ini, PT LIB optimistis bahwa Liga 1 akan semakin dekat dengan standar ideal AFC.
“Kami berharap musim depan lebih banyak klub Liga 1 maupun Liga 2 yang memenuhi lisensi penuh. Ini adalah bagian dari komitmen membangun sepak bola Indonesia yang berkelas Asia,” tutup Ferry.