apakabar.co.id, JAKARTA – Timnas U-23 Indonesia kembali gagal memaksimalkan dominasi permainan menjadi gol. Bermain imbang 0-0 melawan Malaysia pada laga terakhir Grup A Kejuaraan ASEAN U-23 Championship 2025, Senin (21/7), membuat Ketua Umum PSSI Erick Thohir kembali menyoroti kualitas penyelesaian akhir Garuda Muda.
Bertanding di hadapan puluhan ribu suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Indonesia tampil mendominasi dengan penguasaan bola mencapai 69 persen dan menghasilkan 11 tembakan, tiga di antaranya mengarah tepat ke gawang. Namun, semua peluang tersebut gagal berbuah gol.
“Kalau para penyerang kita sedikit lebih sabar dalam mengambil keputusan di depan gawang, saya rasa peluang itu bisa berbuah gol,” ujar Erick Thohir.
Ini bukan kali pertama Erick melontarkan kritik terhadap penyelesaian akhir skuad asuhan pelatih Gerald Vanenburg.
Dalam laga sebelumnya melawan Filipina, Garuda Muda hanya menang 1-0 berkat gol bunuh diri pemain lawan, meski juga tampil dominan dalam penguasaan bola.
“Kalau soal penguasaan bola, dalam dua pertandingan terakhir ini luar biasa. Umpan juga bagus, hari ini saja passing accuracy 89 persen. Tapi yang mesti ditingkatkan tetap finishing,” tegas Erick.
Meski demikian, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu tetap memberikan apresiasi atas pencapaian tim sejauh ini.
Dengan koleksi tujuh poin dari tiga laga, Indonesia keluar sebagai juara Grup A dan lolos ke semifinal yang akan dimainkan Jumat (25/7) mendatang, kemungkinan menghadapi Thailand sebagai juara Grup C.
“Puas, tapi belum maksimal. Kita memang dapat tujuh poin dan lolos ke semifinal, itu patut disyukuri. Pola permainan sudah lebih baik, lebih rapi. Tapi penyelesaian akhir harus jadi perhatian serius ke depan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kemenangan besar 8-0 atas Brunei Darussalam di laga pembuka bukan patokan kekuatan sesungguhnya tim.
Dua laga berikutnya, kontra Filipina dan Malaysia, menunjukkan bahwa lawan yang lebih terorganisasi bisa membuat Timnas kesulitan mencetak gol.
“Seperti yang saya bilang, 8-0 lawan Brunei bukan ukuran. Justru di pertandingan seperti lawan Filipina dan Malaysia, itu yang menunjukkan tantangan sebenarnya. Polanya sudah baik, tapi finishing belum maksimal,” pungkas Erick.