apakabar.co.id, JAKARTA – Kehadiran Halving Bitcoin akan menjadi momentum kenaikan harga bitcoin tahun ini, bahkan hingga dua kali lipat.
Demikian yang disampaikan CEO Indodax, Oscar Darmawan dalam acara talkshow ‘A Decade of Building Crypto Ecosystem’ dalam rangka merayakan HUT Indodax ke-10 di Menara BRIPens, Jakarta, Selasa (27/2/2024) malam. “Halving tahun ini, bisa mencapai dua kali lipat atau lebih (kenaikan harga bitcoin),” kata Oscar.
Diketahui, Halving Bitcoin merupakan peristiwa yang terjadi empat tahun sekali, ketika imbalan yang diperoleh para penambang bitcoin atau block reward akan dipotong setengah.
Halving pertama kali dilakukan pada 2012 dengan kenaikan hingga kurang lebih 9.800 persen pada all-time-high di 2013. Sementara Halving kedua yang terjadi pada 2016 dengan kenaikan hingga 3.000 persen pada all-time-high di 2017.
Lalu halving day ketiga terjadi pada 2020. Di tahun itu, bitcoin mengalami kenaikan hingga kurang lebih 700 persen pada all-time-high yang terjadi di 2021.
Karena itu, menurut dia, Halving tahun ini menjadi momentum bagi para investor untuk bisa meraup cuan banyak. Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir harga bitcoin terus melonjak cukup tinggi.
“Harapannya Halving kali ini juga sama. Nanti setelah Halving, Bitcoin juga bisa menemukan titik kestabilan yang lebih baru, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu,” tutur dia.
Sementara itu, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya menyampaikan, kesiapan ekosistem perdagangan aset kripto Indonesia menjadi salah satu alasan meningkatnya jumlah investor di Indonesia.
Berdasarkan data Bappebti per Desember 2023, jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 18,5 juta. Angka ini sebenarnya masih sekitar enam sampai tujuh persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Artinya, potensinya pertumbuhannya masih terbuka lebar.
“Ekosistem (kripto) di Indonesia sudah mulai bagus. Selain itu ekonomi Indonesia juga terus mengalami pertumbuhan. Seperti diketahui, saat ini ekosistem aset kripto di Indonesia telah memiliki bursa, lembaga kliring, dan kustodian,” terang Tirta.
Selain itu, tambah dia, meningkatnya jumlah investor kripto turut dipengaruhi oleh keuntungan demografis karena dominasi populasi berusia muda.
“Indonesia juga memiliki keuntungan demografis yaitu banyak usia muda dan Indonesia juga memiliki keuntungan populasi. Banyak anak muda memiliki rasa ingin tahu tinggi,” ucap Tirta menjelaskan.