Industri Halal Global Menunjukan Tren Positif

Ilustrasi sertifikasi halal. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan industri halal saat ini menjadi isu global karena trennya yang mengalami pertumbuhan positif.

Wakil Kepala Center for Sharia Economic Development INDEF, Handi Risza menerangkan nilai transaksi 2 miliar konsumen Muslim di dunia mencapai USD 2,3 triliun pada 2022. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 9,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Belum lagi negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berjumlah kurang lebih 57 negara itu juga bagian dari potensi market,” katanya dalam diskusi publik bertajuk Penguatan Ekosistem Halal untuk Masa Depan Ekonomi dan Keuangan Syariah dipantau virtual di Jakarta, Jumat (4/10).

Tren positif itu terlihat dari aset keuangan Islam pada periode 2020/2021 nilainya sebesar USD 3,37 triliun mengalami kenaikan 17 persen atau setara USD 3,96 triliun pada 2021/2022.

Baca juga: Kebut Mundur Sertifikasi Halal UMKM

Baca juga: Proyeksi Konsumsi Produk Halal Global Mencapai USD 3 Triliun

Belanja untuk makanan halal juga mengalami peningkatan 9,6 persen pada 2022 senilai USD 1,4 triliun. Dibandingkan pada 2021 nilai transaksi masih sebesar USD 1,2 triliun.

“Sedangkan untuk fesyen mencapai USD 318 miliar pada tahun 2022, naik 8,4 persen dari USD 293 miliar pada 2021,” ujarnya.

Sementara itu, impor produk halal negara-negara OKI sebesar USD 359 miliar pada tahun 2022. Namun, China, India, Brazil dan Amerika Serikat menjadi negara eksportir terbesar produk halal ke anggota OKI.

“Diperkirakan impor produk halal terkait produk-produk OKI pada tahun 2027 mencapai USD 492 miliar dengan CAGR 7,6 persen,” ungkapnya.

Baca juga: Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur Sampai 2026

Di sisi lain, investasi industri halal terus menunjukan tren peningkatan. Adapun pertumbuhan nilai investasi sebesar 128 persen dari USD 11,4 miliar pada tahun 2021, menjadi USD 25,9 miliar pada tahun 2022.

“OKI kini juga fokus pada Ekonomi Islam sebagai prioritas pembangunan. Malaysia, Saudi Arabia, dan Indonesia menjadi tiga negara terbesar dalam Global Economis Indikator (GIEI),” pungkasnya.

27 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *