Kembangkan Wisata Labuan Bajo, BPOLBF Fokuskan 4 Isu Prioritas

Ilustrasi objek wisata Labuan Bajo. Foto: Shutterstock

apakabar.co.id, JAKARTA – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengungkapkan ada empat isu prioritas untuk mengembangkan pariwisata Labuan Bajo, Kabupaten Mangga Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keempat isu tersebut di antaranya keterpaduan infrastruktur berkelanjutan, sumber daya manusia (SDM) dan kontribusi lokal, penyediaan komoditas lokal penunjang pariwisata, dan peningkatan kapasitas destinasi.

“Semuanya memerlukan kolaborasi yang sinergis di antara pemangku kepentingan untuk dapat keluar dari empat isu kritis tersebut,” kata Plt Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh dalam keterangan, Minggu (31/3).

Adapun saat ini BPOLBF telah mengadakan dan merencanakan beberapa program seperti orkestrasi tata kelola pariwisata di Labuan Bajo.

Hal itu diharapkan ada ada integrasi antarlembaga dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam sektor pariwisata. Sehingga, imbuh Frans, dapat memberikan dampak pada ekonomi dan sosial di Labuan Bajo, Flores, NTT.

Beberapa program orkestrasi tata kelola pariwisata di Labuan Bajo yang telah diadakan, yakni melalui forum-forum stakeholder, dan forum tata kelola.

Termasuk pembentukan sistem terpadu pintu masuk Taman Nasional Komodo sebagai World Heritage Site dan Cagar Biosfer, Tourism Information Center Labuan Bajo Flores, forum dengan lembaga internasional/LSM, Forum GM (General Manager) Hotel, dan forum dengan asosiasi/komunitas.

“Mari jadikan sektor ini menjadi peluang ke depan,” katanya.

BPOLBF memiliki kawasan Parapuar sebagai kawasan destinasi alternatif baru di Labuan Bajo, dan di saat yang sama juga mendorong penyebaran pertumbuhan pariwisata di wilayah-wilayah pendukung dalam ekosistem kepariwisataan di Labuan Bajo, Flores, NTT.

“Ini sangat strategis untuk kita juga mendorong pariwisata berbasis komunitas, mengelola pariwisata bahari kita secara optimal, membantu masyarakat agar muncul komunitas kreatif, sentra kreatif dan sentra budaya, yang perlu didukung dengan kegiatan internasional,” pungkasnya.

52 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *